Loetoeng Kasaroeng, Film Pertama di Indonesia

Poster Film Loetoeng Kasaroeng. (Foto: Sinematek Indonesia)
Poster Film Loetoeng Kasaroeng. (Foto: Sinematek Indonesia)
0 Komentar

Untuk menarik minat penonton, beberapa bulan sebelum pemutaran film, para pemeran dan tim produksi mengadakan pawai keliling kota Bandung dengan menyewa kereta kuda. Mereka membawa poster film dan selebaran ajakan menonton. Pawai yang bertujuan untuk promosi ini menjadi hiburan tersendiri bagi warga, khususnya anak-anak.

Kesuksesannya lalu coba kembali diulang dengan Loetoeng Kasaroeng versi terbaru yakni pada 1952 dan 1983.

Kesuksesan film Loetoeng Kasaroeng ini bahkan tercatat pernah diproduksi ulang sebanyak dua kali. Tahun 1952 disutradarai oleh ET Effendi dengan pemeran Nurhasanah, Barnas Lesmana, Kusmana Suwirja dan Tina Melinda. Sedangkan tahun 1983 film ini disutradarai BZ Kadaryono dengan para pemain Erna Santoso, Johan Saimima, Enny Beatrice, Godfried Sancho, dan Avent Christie.

Baca Juga:Yayasan Konsumen Muslim Indonesia Rilis Sejumlah Nama Perusahaan dengan Produk Terbukti Terafiliasi Israel, Begini Tanggapan Wasekjen MUIPernyataan Lengkap Princess of Wales, Kate Middleton: Bagi Siapa pun yang Menghadapi Penyakit ini, Mohon Jangan Putus Asa

Tak seperti film orisinalnya, film versi terbaru tentunya sudah berwarna dan dilengkapi efek suara.

Hingga saat ini Gedung Bioskop Majestic masih digunakan sebagai tempat diadakannya pameran, pertunjukan musik, pertemuan, pemutaran film, dan masih banyak kegiatan kesenian lainnya, jika anda berkunjung ke kota Bandung Jawa Barat, sempatkanlah untuk mengunjungi bioskop tua yang satu ini. dibangun pada tahun 1925, lokasinya berada di jalan Braga nomor 1.

Di depan bangunan terdapat ukiran menyerupai topeng Batara Kala (dalam agama Hindu merupakan perwujudan putra Dewa Siwa dengan Uma) berwarna kuning keemasan, dan pagar yang mengelilingi bangunan ini juga berwarna kuning keemasan.

Topeng Batara Kala menampilkan perpaduan arsitektur barat modern dengan unsur arsitektur tradisional Indonesia dan seni ukir. Film Lutung Kasarung telah direkam dua kali yaitu pada tahun 1952 dan 1983.

Film ini diangkat dari cerita pantun dengan judul yang sama yang berarti ‘Lutung yang Hilang’ yang pada saat itu masih populer di masyarakat Sunda, dengan tokoh utama menyerupai lutung atau kera, cerita yang dikisahkan secara turun temurun menceritakan Sanghyang Guruminda Kahyangan yang turun dari langit berwujud seekor lutung. (*)

0 Komentar