2 Jenderal Tewas di Gedung Konsulat Iran Suriah Akibat Serangan Israel

Gedung konsulat Iran di Damaskus, Suriah hancur akibat serangan udara Israel, pada Senin 1 April 2024.
Gedung konsulat Iran di Damaskus, Suriah hancur akibat serangan udara Israel, pada Senin 1 April 2024.
0 Komentar

IRAN pada Selasa (2/4) menyatakan, pihaknya bakal membalas serangan yang dilakukan Israel pada gedung konsulatnya di ibu kota Suriah, Damaskus kemarin. Serangan tersebut telah menewaskan tujuh orang, termasuk dua jenderal Iran.

TV Pemerintah Iran melaporkan pada Selasa bahwa dewan keamanan nasional negara tersebut telah melakukan pertemuan pada Senin (1/4) malam dan memutuskan tanggapan yang diperlukan terhadap serangan Israel tersebut. Laporan tersebut mengatakan pertemuan ini dipimpin oleh Presiden Ebrahim Raisi.

Tidak ada perincian yang diberikan terkait hasil dari pertemuan tersebut.

Israel telah berulang kali menargetkan pejabat militer dari Iran, yang mendukung kelompok militan yang memerangi Israel di Gaza, dan di sepanjang perbatasannya dengan Lebanon. Serangan Senin di Damaskus menandai peningkatan ketegangan karena telag menyerang misi diplomatik Iran.

Baca Juga:Yayasan Konsumen Muslim Indonesia Rilis Sejumlah Nama Perusahaan dengan Produk Terbukti Terafiliasi Israel, Begini Tanggapan Wasekjen MUIPernyataan Lengkap Princess of Wales, Kate Middleton: Bagi Siapa pun yang Menghadapi Penyakit ini, Mohon Jangan Putus Asa

Tidak jelas apakah Iran akan merespons dengan mengambil risiko konfrontasi berbahaya dengan Israel dan sekutunya Amerika Serikat, atau apakah Iran akan terus bergantung pada koalisinya, termasuk milisi Hizbullah di Lebanon, dan pemberontak Houthi di Yaman.

Garda Revolusi Iran menyatakan, serangan udara di Suriah menewaskan Jenderal Mohammad Reza Zahedi, yang pernah memimpin pasukan elite Quds di Lebanon dan Suriah pada 2016. Serangan ini juga menewaskan wakil Zahedi, Jenderal Mohammad Hadi Hajjriahimi, dan lima petugas lainnya.

Hizbullah mengatakan pada Selasa bahwa Zahedi memainkan peran penting dalam membantu mengembangkan dan memajukan kemampuan perang milisi tersebut di Lebanon. “Kejahatan ini pasti tidak akan berlalu tanpa musuh menerima hukuman dan balas dendam,” kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan.

Sejak pecahnya perang di Gaza hampir enam bulan lalu, Hizbullah dan pemberontak Houthi di Yaman telah meningkatkan serangan ke Israel dan sekutunya, termasuk AS.

Hizbullah gencar menyerang ke perbatasan Israel dari Lebanon. Sementara Houthi menyerang kapal-kapal besar di Laut Merah.

Israel tidak berkomentar mengenai serangan terbarunya di Suriah. Namun, juru bicara militer menyalahkan Iran atas serangan pesawat tak berawak pada Senin pagi terhadap pangkalan angkatan laut di Israel selatan.

Israel semakin tidak sabar dengan baku tembak harian dengan Hizbullah yang meningkat dalam beberapa hari terakhir, dan memperingatkan kemungkinan perang besar-besaran. 

0 Komentar