SEORANG pria berkewarganegaraan Israel ditangkap di sebuah hotel di Malaysia. Kepolisian Malaysia menemukan enam senjata api berserta pelurunya saat membekuk pria berusia 36 tahun itu di sebuah hotel setempat.
Seperti dilansir media lokal Malaysia, The Star, Sabtu (30/3/2024), pria asing yang identitasnya tidak diungkap ke publik tersebut ditangkap oleh tim Kepolisian Diraja Malaysia dan tim Departemen Investigasi Kriminal (CID) Kepolisian Kuala Lumpur di sebuah hotel di Jalan Ampang, Kuala Lumpur, pada 27 Maret lalu.
“Berdasarkan pemeriksaan yang kami lakukan, pria tersebut masuk (ke Malaysia) menggunakan paspor Prancis. Setelah diselidiki lebih lanjut, tersangka menyerahkan paspor Israel,” tutur Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Razarudin Husain selaku Kepala Kepolisian Diraja Malaysia dalam pernyataannya.
Baca Juga:Anggota Kongres AS Ungkap Amerika Serikat Berisiko Berubah Jadi Negara Komunis atau Alami Keruntuhan EkonomiDinas Keamanan Federal Rusia Sebut Otak di Balik Serangan Moskow: Amerika Serikat, Ukraina dan Inggris
Razarudin menyebut bahwa kepolisian menyita enam pistol dan 200 butir peluru yang dibawa oleh pria Israel itu saat ditangkap. Disebutkan bahwa enam senjata api itu mencakup satu pistol jenis Sig Sauer, dua pistol jenis Glocks dan satu pistol jenis Smith & Wenson.
Senjata api itu ditemukan di dalam tas milik pria Israel itu yang ditemukan di dalam kamar hotel tempat dia menginap. “Tiga senjata api di antaranya berisi peluru ketika ditemukan,” sebut Razarudin.
“Penyelidikan kami mengungkapkan bahwa tersangka pernah menginap di beberapa hotel sebelum ditangkap,” imbuhnya.
Disebutkan lebih lanjut oleh Razarudin bahwa pria Israel itu memasuki Malaysia pada 12 Maret lalu dengan penerbangan dari Uni Emirat Arab. Namun, tambah Razarudin, senjata api itu tidak dibawa masuk ke Malaysia, melainkan dibeli saat pria Israel itu sudah berada di wilayah Malaysia.
Pembelian senjata-senjata api itu dilakukan dengan menggunakan mata uang kripto.
“Kami sekarang sedang menyelidiki bagaimana senjata-senjata itu diselundupkan ke negara ini dan siapa yang menerima pembayaran untuk itu,” ucapnya.
Razarudin dalam pernyataan lebih lanjut mengungkapkan bahwa saat diinterogasi polisi, pria Israel itu mengakui dirinya memiliki misi untuk membunuh sesama warga Israel di Malaysia karena perselisihan keluarga.
Namun, sebut Razarudin, pihak Kepolisian Malaysia tidak mempercayai begitu saja pengakuan pria Israel itu.