Akeh janji ora ditetepi: Jayabaya menggambarkan kurangnya kepercayaan dalam hubungan sosial atau politik, di mana janji-janji seringkali tidak ditepati.
AKeh wong wani nglanggar sumpahe dhewe: Jayabaya meramal akan adanya perilaku yang semakin tidak patuh terhadap nilai-nilai etika atau moral.
Manungsa padha seneng nyalah: Jayabaya meramal akan adanya polarisasi masyarakat atau meningkatnya konflik antarindividu.
Baca Juga:Kementerian Luar Negeri Tiongkok: Pertemuan Prabowo-Xi Jinping Bahas Isu BilateralPria Misterius Suruh Para Pelaku Penembakan Massal di Balai Kota Crocus Moskow, Berkomunikasi Pesan Suara Melalui Telegram
Ora ngendahake hukum Hyang Widhi: Jayabaya meramal akan adanya ketidakpatuhan terhadap hukum atau nilai-nilai agama.
Barang jahat diangkat-angkat: Jayabaya meramal akan adanya perilaku yang semakin tidak bermoral dalam masyarakat.
Barang suci dibenci: Sama seperti ramalan sebelumnya, Jayabaya meramalkan penurunan nilai-nilai moral dalam masyarakat.
Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit: Jayabaya memprediksi bahwa materialisme semakin mendominasi masyarakat, dan banyak orang hanya peduli pada uang.
Lali kamanungsan: Ramalan ini merujuk pada hilangnya rasa empati dan solidaritas sosial.
Lali kabecikan: Ramalan ini diartikan akan adanya hilangnya rasa hormat terhadap kearifan tradisional dan nilai-nilai budaya.
Maksud narik galih: Ramalan ini diartikan pada niat untuk mengambil keuntungan pribadi tanpa memperhatikan konsekuensi sosial atau lingkungan.
Baca Juga:Terduga Pelaku Penganiayaan Anak Selebgram Aghnia Punjabi Diamankan PolisiViral di Medsos Anak dari Selebgram Aghnia Punjabi Dianiaya ART
Akeh kang neng jaman Jayabaya ora keket: Jayabaya meramal kurangnya pemimpin yang bijak dan mampu memimpin dengan baik.
Wong wedi dadi priyayi: Jayabaya meramal akan ada banyak orang yang cenderung menghindari menjadi priyayi (pegawai pemerintah atau golongan atas) karena takut akan tanggung jawab dan tekanan yang mungkin timbul dari peran tersebut.
Wong Jawa kari separo: Jayabaya meramal akan adanya kondisi sosial atau ekonomi yang sulit dihadapi oleh sebagian orang Jawa.
Landa-Cina kari sejodho: Jayabaya meramalkan bahwa Orang Belanda dan Cina akan menjalin hubungan yang sangat erat atau berkolaborasi satu sama lain. Ini bisa mengacu pada hubungan yang kuat atau dominasi tertentu pada suatu bidang atau wilayah.
Bait terakhir dalam ramalan Jayabaya, yaitu:
nglurug tanpa bala\ yen menang tan ngasorake liyan\ para kawula padha suka-suka\ marga adiling pangeran wus teka\ ratune nyembah kawula\ angagem trisula wedha\ para pandhita hiya padha muja\ hiya iku momongane kaki Sabdopalon\ sing wis adu wirang nanging kondhang\ genaha kacetha kanthi njingglang\ nora ana wong ngresula kurang\ hiya iku tandane kalabendu wis minger\ centi wektu jejering kalamukti\ andayani indering jagad raya\ padha asung bhekti\