Dalam bidang spiritual, Keraton Kediri juga mencapai tingkat kemajuan yang luar biasa.
Tempat ibadah didirikan di seluruh penjuru, para guru kebatinan mendapat tempat terhormat, dan Prabu Jayabaya sendiri sering melakukan tirakat dan semedi di tengah hutan yang sunyi.
Di bawah ini adalah penjelasan lengkap tentang ramalan-ramalan yang tercantum dalam isi ramalan Jayabaya:
Baca Juga:Kementerian Luar Negeri Tiongkok: Pertemuan Prabowo-Xi Jinping Bahas Isu BilateralPria Misterius Suruh Para Pelaku Penembakan Massal di Balai Kota Crocus Moskow, Berkomunikasi Pesan Suara Melalui Telegram
Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran: Jayabaya memprediksi perkembangan teknologi, khususnya dalam transportasi. Dikatakan bahwa suatu saat nanti, ada kereta tanpa kuda yang bisa diartikan sebagai prediksi tentang munculnya teknologi transportasi canggih yang tidak bergantung pada hewan seperti kuda.
Tanah Jawa kalungan wesi: Jayabaya memprediksi tentang perubahan dalam struktur sosial atau politik di Pulau Jawa. Kalungan wesi dapat melambangkan kekuatan atau pengaruh baru yang akan mengubah cara hidup masyarakat Jawa.
Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang: Ini bisa diartikan sebagai gambaran perubahan dalam perjalanan manusia. Prahu yang berlayar di awang-awang merujuk pada perjalanan manusia ke luar angkasa atau kemajuan teknologi menciptakan kendaraan yang bisa “terbang” di langit.
Kali ilang kedhunge: Jayabaya memprediksi perubahan lingkungan, seperti kekeringan atau perubahan aliran sungai.
Pasar ilang kumandhang: Jayabaya memprediksi perubahan dalam ekonomi atau pasar yang akan mengalami penurunan aktivitas.
Iku tandha yen tekane zaman Jayabaya wis cedhak: Ini menyiratkan bahwa zaman Jayabaya akan datang kembali dan relevan di masa depan.
Bumi saya suwe saya mengkeret: Jayabaya memberikan peringatan tentang masalah lingkungan, seperti perubahan iklim atau kerusakan lingkungan.
Baca Juga:Terduga Pelaku Penganiayaan Anak Selebgram Aghnia Punjabi Diamankan PolisiViral di Medsos Anak dari Selebgram Aghnia Punjabi Dianiaya ART
Sekilan bumi dipajeki: Jayabaya memprediksi akan adanya indikasi bahwa tanah atau sumber daya alam akan dikenai pajak atau dikuasai oleh pemerintah atau entitas tertentu.
Jaran doyan mangan sambel: Jayabaya meramal akan adanya perubahan perilaku atau kebiasaan masyarakat, seperti perubahan dalam pola makan.
Wong wadon nganggo pakeyan lanang: Jayabaya meramal akan adanya perubahan dalam norma sosial atau gender, di mana perempuan mulai mengadopsi pakaian yang biasanya digunakan oleh laki-laki.
Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking zaman: Jayabaya memprediksi bahwa masyarakat akan mengalami periode ketidakstabilan atau perubahan yang signifikan dalam waktu dekat.