AKSI penyanderaan terjadi di kota Ede, Belanda bagian tengah, pada Sabtu (30/3) waktu setempat. Sejumlah orang disandera di sebuah gedung di pusat kota tersebut, yang memaksa otoritas setempat mengevakuasi rumah-rumah warga lokal dan menutup area pusat kota.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (30/3/2024), Kepolisian Belanda mengatakan untuk saat ini, tidak ada alasan mencurigai adanya “motif teroris” dalam penyanderaan itu.
“Situasi penyanderaan melibatkan beberapa orang sedang berlangsung disebut gedung di pusat kota,” sebut kepolisian setempat dalam pernyataan via media sosial X.
Baca Juga:Hasto PDI-P Mengaku Khilaf Calonkan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wali Kota Solo di Pilkada 2020Soroti Peristiwa Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Hasto PDI-P Bandingkan Gibran dengan Sopir Truk Pelaku Tabrakan
Tidak diketahui berapa banyak orang yang disandera, namun laporan media lokal menyebut sekitar empat atau lima orang terlibat.
Tidak disebutkan juga apakah pelaku penyanderaan bersenjatakan senjata api atau senjata lainnya, seperti peledak.
Namun kepolisian setempat mengatakan pihaknya telah “membersihkan” dan memblokir area sekitar sebuah kafe setempat, dan mengevakuasi para penghuni dari sekitar 150 rumah yang ada di dekat lokasi penyanderaan.
Pemerintah kota Ede, dalam pernyataan via situs resminya, mengumumkan bahwa pusat kota telah ditutup sementara dan para personel kepolisian antihuru-hara serta para pakar peledak telah dikerahkan ke lokasi kejadian.
Otoritas setempat meminta warga untuk menghindari area pusat kota dan operasional kereta api dialihkan sementara..
Ditanya soal motif penyanderaan itu, pihak kepolisian menegaskan sejauh ini tidak ada pertanda “motif teroris”.
“Kami melihat banyak pertanyaan mengenai motifnya. Saat ini belum ada indikasi motif teroris,” tegas kepolisian setempat dalam pernyataannya.
Baca Juga:Berikut Daftar Harga dan Spesifikasi Ponsel Samsung Terbaru 2024 di IndonesiaUtang Rafaksi Minyak Goreng Sebesar Rp474,8 Miliar, Memalukan Pemerintah
Belanda telah mengalami serangkaian serangan dan rencana teror, namun tidak sebesar negara-negara Eropa lainnya, seperti Prancis atau Inggris.
Salah satu serangan mematikan terjadi tahun 2019 lalu, ketika Belanda dikejutkan oleh aksi penembakan di dalam trem di kota Utrecht yang menewaskan empat orang. Seorang pria kelahiran Turki yang bernama Gokmen Tanis mengakui adanya motif teror dalam aksinya tersebut.
Pada tahun yang sama, Kepolisian Belanda mendakwa dua tersangka jihadis yang merencanakan serangan teror melibatkan bom bunuh diri dan bom mobil. (*)