BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadi 229 kali gempa di Pulau Bawean Jawa Timur (Jatim) sejak Jumat (22/3). Gempa terkuat terjadi dengan kekuatan Magnitudo (M) 6,5.
“Hasil monitoring Gempa Bawean hingga Minggu Pagi (24/3) pukul 06.00 WIB, tercatat 229 kali gempa, dengan frekuensi semakin jarang,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, Daryono, Minggu (24/3).
Jika pada hari Jumat, saat terjadi gempa M 6,5, dalam satu jam bisa terjadi 19 kali gempa. Namun, data terakhir menunjukkan frekuensi gempa semakin menurun.
Baca Juga:Ganjar-Mahfud Minta Mahkamah Konstitusi Diskualifikasi Kemenangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024Ganjar-Mahfud Resmi Daftarkan Gugatan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum 2024 ke Mahkamah Konstitusi
“Jika hari Jumat (22/3), dalam satu jam bisa mencapai 19 kali gempa, data terkini tunjukkan satu jam hanya satu gempa,” katanya.
“Semoga kondisi segara stabil dan aman kembali,” katanya.
Diketahui, Gempa tektonik berkekuatan M 6,5 terjadi pada Jumat (22/3) pukul 15.52 WIB pada koordinat 5,92 derajat LS dan 112,35 derajat BT. Pusat gempa berlokasi di laut pada jarak 114 kilometer arah timur laut dari Tuban pada kedalaman 12 km.
Daryono mengatakan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip). Gempa ini tak berpotensi memicu gelombang tsunami.
Getaran gempa dirasakan di Pulau Bawean dalam skala V-VI MMI, yang artinya getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, barang-barang/pajangan terpelanting, terjadi kerusakan ringan. Getaran gempa dirasakan di Blora, Madura, Gresik, Surabaya, Kabupaten Banjar dengan skala intensitas III-IV MMI yang artinya bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
“Berdasarkan laporan dari masyarakat, gempa bumi ini menimbulkan kerusakan di Pulau Bawean,” katanya, Jumat (22/3). (*)