KELOMPOK ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan di gedung konser di pinggiran kota Moskwa Rusia pada Jumat (22/3) malam yang menewaskan sedikitnya 133 orang. Namun, beberapa anggota parlemen Rusia justru menuding Ukraina sebagai dalangnya.
Masih banyak yang belum terungkap mengenai serangan itu, termasuk apakah serangan tersebut terkait dengan peringatan keamanan yang dikeluarkan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Moskwa dua minggu sebelumnya, atau apakah serangan tersebut menandakan kebangkitan kelompok ISIS di Barat.
Berikut ini beberapa fakta tentang serangan gedung konser Moskwa dan ISIS:
Siapa ISIS?
Baca Juga:FSB Ungkap Orang-orang Bersenjata Punya Kontak di Ukraina, Begini Janji PutinBMKG Dorong Pakar Kebumian Lakukan Kajian Potensi Gempa Bumi di Laut Jawa
Dilansir dari AP, ISIS adalah cabang al-Qaeda yang mengambil alih sebagian besar wilayah Irak dan Suriah pada 2014. Pada 2018, kelompok ini sebagian besar telah dikalahkan di medan perang oleh koalisi pimpinan AS, tetapi mereka terus beroperasi di tempat persembunyian di gurun pasir di kedua negara tersebut. ISIS juga hadir di Afghanistan, Afrika Barat, dan Timur Jauh atau Far East.
Analis keamanan Pakistan, Syed Muhammad Ali mengatakan apabila kelompok tersebut benar melakukan pembantaian mengerikan di gedung konser Moskwa, hal itu bisa dianggap sebagai balas dendam atas serangan udara Rusia terhadap tempat persembunyian ISIS di Suriah. Kelompok ISIS telah mengalami kerusakan parah akibat serangan udara Rusia di Suriah dalam beberapa tahun terakhir.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada AP, lembaga-lembaga AS mengatakan bahwa IS-K, afiliasi kelompok ISIS di Asia Tengah bertanggung jawab atas serangan itu. Pejabat tersebut yang tidak disebutkan namanya mencatat, IS-K telah lama menargetkan Rusia. Dinas Keamanan Federal Rusia juga mengatakan pihaknya telah menggagalkan serangan oleh kelompok yang sama yang ditujukan ke sinagoga di Moskwa beberapa minggu lalu.
Nama kelompok ini diambil dari Provinsi Khorasan, wilayah yang mencakup sebagian besar Iran, Afganistan, dan Asia Tengah pada abad pertengahan. Cabang ini dimulai dengan beberapa ratus pejuang Taliban Pakistan yang mengungsi di seberang perbatasan Afghanistan setelah operasi militer Pakistan mengusir mereka. Para pejuangnya telah berulang kali melakukan serangan di Afghanistan sejak Taliban merebut kekuasaan pada 2021.