Penembakan Massal di Moskow, Dinas Keamanan FSB: 40 Orang Tewas 100 Terluka Akibat Serangan Teroris di Balai Kota Crocus

Penembakan Massal di Moskow, Dinas Keamanan FSB: 40 Orang Tewas 100 Terluka Akibat Serangan Teroris di Balai Kota Crocus
ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan di gedung konser Moskow pada hari Jumat, kata laporan (Gambar: X)
0 Komentar

AKSI penembakan massal terjadi di kota Moskow, Rusia. 40 orang dilaporkan meninggal dunia dan 100 lainnya terluka akibat peristiwa tersebut.

“Menurut informasi awal 40 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka akibat serangan teroris di Balai Kota Crocus,” bunyi keterangan Dinas Keamanan FSB dilansir AFP, Sabtu (23/3).

Penembakan massal ini terjadi di tengah konser band rock Rusia, Piknic, berlangsung, pada Jumat (23/3) waktu setempat. Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin, memutuskan untuk membatalkan seluruh acara publik di Moskow pada akhir pekan ini.

Baca Juga:Gempa Susulan Berkekuatan Magnituo 6,5 di Tuban 58 Kali, BNPB Imbau Warga Tenang Tidak Terpengaruh Isu yang Tidak dapat DipertanggungjawabkanCirebon Titik Nol Toleransi, Pemuda Katolik dari 15 Provinsi Ikuti Kursus Kepemimpinan Lanjut II

Dinas keamanan setempat mengatakan ada dua hingga lima orang mengenakan seragam taktis dan membawa senjata yang ditenggarai sebagai pelaku. Mereka mulai menembaki penjaga di pintu masuk hingga penonton.

“Orang-orang yang berada di aula digiring ke tanah untuk melindungi diri dari penembakan selama 15 atau 20 menit,” kata jurnalis RIA Novosti seperti dikutip.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan serangan itu adalah “serangan teroris berdarah”. “Seluruh komunitas internasional harus mengutuk kejahatan keji ini,” katanya melalui Telegram.

Pihak Gedung Putih juga telah buka suara terkait penembakan massal yang terjadi di Rusia. Amerika Serikat menilai tidak ada tanda-tanda jika peristiwa tersebut berkaitan dengan konflik di Ukraina.

“Saat ini tidak ada indikasi bahwa Ukraina atau warga Ukraina terlibat dalam penembakan tersebut,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby kepada wartawan di Washington. (*)

0 Komentar