KETIKA menginjak usia 19 tahun, Syekh Abdul Muhyi meminta izin kepada kedua orang tuanya untuk berguru kepada Syekh Abdul Rauf Singkel, ulama tokoh penyebar awal Tarekat Syattariyah.
Permintaan itu dikabulkan. Delapan tahun ia habiskan untuk menimba ilmu. Selama itu pula, ia dikenal sebagai murid yang tekun, disiplin, dan memiliki karakter yang teguh.
Memasuki tahun terakhirnya di Aceh, saat menginjak usia 27 tahun, ia bersama murid-murid lainnya diajak sang guru ke Baghdad, Irak, untuk ziarah ke makam Syekh Abdul Qodir Jaelani, yang dilanjutkan dengan mendalami ajaran-ajaran tasawuf selama dua tahun.
Baca Juga:Rekapitulasi Pilpres 2024 Tingkat Nasional, Prabowo-Gibran Unggul di 34 ProvinsiSpaceX Kontrak Rahasia dengan Agensi Intelijen AS: Pembangunan Jaringan Ratusan Satelit Mata-Mata Senilai Rp28,1 Triliun
Mengutip Wildan Yahya dalam Menyingkap Tabir Rahasia Spiritual Syekh Abdul Muhyi: Menapaki Jejak Parah Tokoh Sufi Nusantara Abad XVII & XVIII (2007), selama itu ia berhasil memperoleh ijazah ilmu agama Islam dari seorang mursyid di Baghdad.
Perjalanan berikutnya, ia bersama murid-murid lainnya dibawa gurunya menuju Makkah untuk melaksanakan ibadah haji. Pada masa-masa inilah sang guru melihat tanda-tanda kewalian dalam diri Syekh Abdul Muhyi.
Setelah masa haji selesai, mereka kembali ke Aceh dan ia diperintahkan gurunya untuk menyebarkan agama Islam ke satu wilayah Jawa Barat bagian selatan, yang diberi tanda dengan keberadaan sebuah gua.
Syekh Abdul Muhyi lahir dari pasangan Sembah Lebe Wartakusumah dan Ny. R. Ajeng Tangenjiah. Ayahnya memiliki garis keturunan dari kerajaan Galuh, Ciamis.
Mengenai masa hidupnya, terdapat dua informasi yang berbeda. Pertama, antara tahun 1650-1730. Kedua, antara tahun 1640-1715.
Selain itu, beberapa sumber mencatat ia lahir di Mataram, Kartasura, Jawa Tengah. Sedangkan sumber lainnya mencatatkan kelahirannya di “Mataram, Lombok, [Nusa Tenggara Barat],” tulis Miftah Arifin dalam Sufi Nusantara: Biografi, Karya Intelektual & Pemikiran Tasawuf (2009).
Terlepas dari perbedaan informasi tersebut, Syekh Abdul Muhyi menghabiskan masa kecil dan remajanya di Gresik, Jawa Timur. Selama itu, ia mendapat pendidikan agama Islam dari kedua orang tuanya dan ulama-ulama yang berasal dari Ampel Denta, Surabaya.
Baca Juga:Jasa Marga Sebut Keberadaan Tol Layang Japek-Jalan Layang MBZ Pangkas Waktu 60 PersenBibit Siklon 91S Diklaim Semakin Dekat di Kawasan Jabodetabek, Waspada Banjir Besar Tahun 2002 Terulang
Sekembalinya dari Aceh, ia sempat ke Gresik dan menikah dengan Ayu Bakta. Dari pernikahannya, mereka dikaruniai empat orang putra bernama Dalem Bojong, Dalem Abdullah, Media Kusumah, dan Paqih Ibrahim.