Tentara pendudukan melakukan serangan besar-besaran terhadap kompleks Shifa pada November lalu setelah melontarkan tuduhan adanya pusat komando Hamas di bawah kompleks tersebut, yang ternyata tidak benar.
Israel telah melancarkan perang yang menghancurkan di Jalur Gaza selama lebih dari lima bulan, menyebabkan puluhan ribu orang menjadi martir dan terluka, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan wanita. Hal itu dilakukan di tengah peringatan dari organisasi internasional akan kelaparan–terutama di Jalur Gaza bagian utara–sebagai sebuah bencana akibat penjajah Israel yang membatasi masuknya bantuan.
Ratusan tentara pendudukan Israel bersenjata lengkap, dengan anjing polisi, puluhan tank, drone, dan helikopter berpartisipasi dalam penggerebekan di Kompleks Medis al-Shifa. Pasukan Israel membunuh 50 warga Palestina di Kompleks Medis al-Shifa di Kota Gaza dan menahan sedikitnya 180 lainnya, kata tentara Israel dalam sebuah pernyataan pada Selasa.
Baca Juga:RUU DKJ Tinggal Tunggu Waktu Disahkan, Pemindahan Ibu Kota Melalui Undang-Undang, DPR Enggan Pindah ke IKNBabak Paling Berdarah Serangan Israel ke Kompleks Medis al-Shifa
“Pertempuran sedang terjadi antara pasukan Israel dan pejuang Palestina,” tambah pernyataan itu. Kantor media pemerintah Gaza mengecam pembantaian berdarah oleh Israel dan menyerukan PBB dan komunitas internasional untuk segera melakukan intervensi.
Koresponden Aljazirah melaporkan bahwa pasukan pendudukan Israel menahan pengungsi dan pemuda setelah menyerbu sejumlah sekolah di sekitar Kompleks al-Shifa. Pasukan Israel dilaporkan memerintahkan semua wanita untuk menuju ke Deir al-Balah melalui Jalan al-Rashid. Pasukan penjajah Israel juga mengepung dua sekolah di sekitar kompleks medis.
Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan kehadiran kendaraan militer Israel dan buldoser di dalam Kompleks Medis al-Shifa dengan operasi buldoser di alun-alun. Pengepungan kini berlanjut untuk hari kedua berturut-turut dan warga sipil Palestina terjebak di dalam gedung tanpa akses terhadap makanan atau air.
Otoritas Gaza menyerukan perlunya “intervensi segera dan mendesak” dari semua PBB dan organisasi internasional. “Kami menyerukan semua negara di dunia bebas untuk menghentikan perang genosida dan menghentikan agresi di Jalur Gaza, yang mana secara khusus menargetkan warga sipil, anak-anak, dan perempuan.”
Israel saat ini tengah diadili di Mahkamah Internasional atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina, Israel telah melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 31,819 warga Palestina telah syahid, dan 73,934 terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza sejak 7 Oktober. Selain itu, setidaknya 7.000 orang belum ditemukan, diperkirakan syahid di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza. (*)