Khuzaini mengatakan, sekitar pukul 03.00 WIB, ia sempat mengetuk pintu rumah Mahfud untuk membangunkan makan sahur.
Karena tak ada respons, dia pun kembali ke rumahnya yang berdampingan dengan rumah korban.
Seusai salat, Khuzaini kembali pulang ke rumah dan melanjutkan bersih-bersih.
“Kemudian tertidur, tahu-tahu dibangunkan Mahfud sambil meminta tolong. Saya langsung lari ke rumah dan masuk kamar. Dan melihat Datun (panggilan akrab Wardatun Thoyyibah) tertelungkup di lantai. Di kasur juga banyak darah. Sedangkan anaknya masih tidur,” kata Khuzaini.
Baca Juga:Kontroversi 17 Bongpay Jadi Penutup Selokan, Ini Pelajaran yang Bisa DiambilTeka-teki Keberadaan Tali Terikat di Tangan Korban Bunuh Diri Satu Keluarga di Kawasan Penjaringan
Saat itu, Khuzaini mengaku langsung mengangkat jasad Datun ke atas tempat tidur. Lalu ia mengambil anak korban yang masih tidur. Setelah itu, ia membersihkan tempat tidur dan membersihkan wajah Datun yang berlumuran darah menggunakan tangan.
“Saya kira digigit ular, sebab terlihat ada lubang-lubang di leher. Baju daster yang dipakai juga berlumuran darah. Baru sadar kalau itu pencurian, setelah anak saya (Mahfud), mengetahui uang di lemari tidak ada dan pintu belakang terbuka,” ungkapnya.
Setelah itu, tetangga ramai dan perangkat desa datang yang kemudian lapor ke Polisi. “Baru kali ini ada pencurian juga pembunuhan. Setahu saya, tidak ada kejadian seperti ini,” tuturnya.
Menurut Khuzaini, setiap hari Mahfud selalu tidur larut malam, di atas pukul 01.00 WIB. Sebab Mahfud menghitung laporan keuangan selesai hasil penjualan pulsa, penarikan uang dan pembayaran token listrik.
“Kemungkinan saat terlelap tidur, di atas pukul satu pagi, pencuri masuk rumah. Sehingga, saat sahur saya mengetok pintu pukul 03.00 WIB sudah tidak ada respons,” tandasnya.
Salah satu fakta baru yang terungkap adalah pihak kepolisian sempat mengalami kesulitan mengidentifikasi pelaku. Hal ini lantaran pihan keluarga telah membersikan Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Kasat Reskrim Polres Gresik, Aldhino Prima Wirdan mengaku mendapatkan kendala. Karena saat polisi datang, kondisi TKP sudah rusak. Korban juga sudah dipindahkan ke tempat lain. Bahkan korban akan dimandikan hingga ditutup dengan kain kain.
Baca Juga:4 Faktor Mahalnya Harga Beras Sulit Turun, Bulog: Tunggu Perhitungan ResmiAntisipasi Sakit Radang Tenggorokan, Jaga Kecukupan Air Minum di Malam Hari Selama Ramadan
“Jadi saat kami datang, TKP sudah rusak. Korban juga sudah dimandikan oleh pihak keluarga. Tentu tim penyidik harus bekerja keras untuk menemukan jejak dari pelaku yang mungkin tertinggal,” beber mantan Kanit Jatanras Polrestabes Surabaya ini melanjutkan.