SPACEX, perusahaan antariksa milik miliarder Elon Musk, sedang membangun jaringan ratusan satelit mata-mata di bawah kontrak bersifat rahasia dengan sebuah agensi intelijen AS. Hal ini dilaporkan lima sumber yang akrab dengan program tersebut, yang menunjukkan hubungan yang semakin erat antara perusahaan antariksa milik Musk dan lembaga keamanan nasional.
Jaringan ini sedang dibangun oleh unit bisnis Starshield milik SpaceX dalam kontrak senilai 1,8 miliar dolar AS (Rp 28,1 triliun) yang ditandatangani pada tahun 2021 dengan National Reconnaissance Office (NRO), sebuah lembaga intelijen yang mengelola satelit mata-mata, kata para sumber.
Rencana tersebut menunjukkan sejauh mana keterlibatan SpaceX dalam proyek-proyek intelijen dan militer AS serta mengilustrasikan investasi yang lebih dalam dari Pentagon ke dalam sistem satelit di orbit rendah yang luas untuk mendukung pasukan darat.
Baca Juga:Jasa Marga Sebut Keberadaan Tol Layang Japek-Jalan Layang MBZ Pangkas Waktu 60 PersenBibit Siklon 91S Diklaim Semakin Dekat di Kawasan Jabodetabek, Waspada Banjir Besar Tahun 2002 Terulang
Jika berhasil, program tersebut, kata para sumber, akan secara signifikan meningkatkan kemampuan pemerintah dan militer AS untuk dengan cepat melacak target potensial hampir di mana saja di dunia.
Kontrak tersebut menandakan kepercayaan yang semakin besar oleh lembaga intelijen terhadap perusahaan yang pemiliknya telah bertabrakan dengan Pemerintahan Joe Biden dan menimbulkan kontroversi atas penggunaan konektivitas satelit Starlink dalam perang di Ukraina,.
Pelaporan Reuters mengungkapkan untuk pertama kalinya bahwa kontrak SpaceX adalah untuk sistem mata-mata baru yang kuat dengan ratusan satelit yang dilengkapi dengan kemampuan pengambilan gambar Bumi dan dapat beroperasi sebagai kawanan di orbit rendah, dan bahwa agensi mata-mata yang bekerja sama dengan perusahaan Musk adalah NRO.
Reuters tidak dapat menentukan kapan jaringan satelit baru tersebut akan beroperasi dan tidak dapat memastikan perusahaan lain apa yang menjadi bagian dari program tersebut dengan kontrak mereka sendiri.
SpaceX, operator satelit terbesar di dunia, tidak merespons beberapa permintaan komentar tentang kontrak, peran mereka dalamnya, dan rincian peluncuran satelit. Pentagon mengarahkan permintaan komentar kepada NRO dan SpaceX.
Dalam sebuah pernyataan, NRO mengakui misinya untuk mengembangkan sistem satelit yang canggih dan kemitraan dengan lembaga pemerintah lain, perusahaan, lembaga penelitian, dan negara-negara, tetapi menolak berkomentar tentang temuan Reuters tentang sejauh mana keterlibatan SpaceX dalam upaya tersebut.