VIRUS flu burung H5N1 yang mematikan telah menyebar lebih agresif dibandingkan sebelumnya pada burung liar dan mamalia laut sejak muncul di Amerika Selatan pada tahun 2022, sehingga meningkatkan risiko virus tersebut berkembang menjadi ancaman yang lebih besar bagi manusia, menurut wawancara dengan delapan ilmuwan.
Yang lebih memprihatinkan adalah bukti penyakit ini, yang dulunya hanya terbatas pada spesies burung, tampaknya menyebar di antara mamalia. Varian virus ini telah membunuh sejumlah lumba-lumba di Chili dan Peru, sekitar 50.000 anjing laut dan singa laut di sepanjang pantai, dan setidaknya setengah juta burung di seluruh wilayah.
Untuk memastikan penularan dari mamalia ke mamalia, para ilmuwan mungkin perlu menguji infeksi pada hewan hidup.
Baca Juga:Donald Trump: TikTok Ancaman Nasional, Tudingan Larangan Perkuat Meta PlatformsJelang Pemilu AS, Perpecahan Sikap DPR Amerika Serikat Terkait RUU Larangan TikTok
“Ini hampir pasti terjadi,” kata Richard Webby, seorang ahli virus di Rumah Sakit Penelitian Anak St Jude di Memphis, Tennessee, melansir Reuters 13 Maret.
“Cukup sulit untuk menjelaskan beberapa infeksi yang besar dan mati tanpa adanya penyebaran dari mamalia ke mamalia,” tandasnya.
Varian ini telah muncul pada puluhan spesies burung, termasuk beberapa spesies yang bermigrasi, yang dapat menyebarkannya ke luar wilayah tersebut, kata para ilmuwan.
Ketika perubahan iklim meningkat, hewan akan terpaksa pindah ke wilayah baru, bercampur satu sama lain dengan cara baru dan mungkin meningkatkan peluang virus untuk bermutasi lebih lanjut.
“Ini hanya masalah waktu sebelum Anda dapat mendeteksi strain Amerika Selatan pertama di Amerika Utara,” kata Alonzo Alfaro-Nunez, ahli ekologi virus di Universitas Kopenhagen.
Meningkatnya kekhawatiran telah mendorong 35 negara yang tergabung dalam Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO) untuk mengumpulkan para pakar dan pejabat kesehatan regional pada pertemuan minggu ini di Rio de Janeiro, Brasil.
Kelompok ini berencana membentuk komisi regional pertama di dunia yang mengawasi pemantauan dan upaya tanggap flu burung, kata seorang pejabat PAHO kepada Reuters. Hal ini belum pernah dilaporkan sebelumnya.
Baca Juga:China Sebut Rencana Parlemen Amerika Serikat Tetapkan UU Pelarangan TikTok Bakal Jadi Bumerang ASVladimir Putin: Rusia Tidak Ikut Campur Pemilu Amerika Serikat, Moskow Bekerja Sama dengan Presiden yang Dipercaya Rakyat AS
Sejak virus ini pertama kali terdeteksi di Kolombia pada Oktober 2022, terdapat dua kasus yang diketahui terjadi pada manusia di benua tersebut, masing-masing di Ekuador dan Chile. Keduanya berasal dari paparan unggas yang terinfeksi.