Inflasi Jelang Idul Fitri 2024

Inflasi Jelang Idul Fitri 2024
Tren harga beras 2023-2024 hingga 16 Februari 2024.(ARSIP KOMPAS/LUHUR)
0 Komentar

Kenaikan Harga Beras Memicu Inflasi

Jelang hari Raya Idul Fitri 2024 laju inflasi  sudah tidak terbendung, menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan bahwa Pemerintah akan terus melakukan berbagai langkah antisipasi untuk menjaga ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga pangan seiring dengan persiapan momen Ramadan dan Idul Fitri 2024.

“Pemerintah terus melakukan langkah mitigasi risiko atas potensi terjadinya gejolak harga pangan, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idul Fitri. Pemerintah secara konsisten berupaya untuk menjaga ketersediaan pasokan. Beberapa kebijakan yang ditempuh sebagai langkah stabilisasi harga beras, antara lain melalui operasi pasar dan pasar murah, dukungan subsidi pupuk, percepatan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP), percepatan impor, dan pembatasan pembelian retail untuk mengantisipasi panic buying. Inflasi volatile food diharapkan dapat kembali menurun hingga di bawah 5% untuk mendukung pencapaian sasaran Pemerintah tahun 2024,” ” paparnya, Senin (4/3).

Inflasi Februari 2024 masih terkendali dan masih berada di dalam rentang sasaran pemerintah, meskipun sedikit meningkat di level 2,75% (Januari: 2,57%). Berdasarkan komponennya, inflasi pangan bergejolak (volatile food) masih dalam tren yang meningkat, mencapai 8,47% (yoy) di bulan Februari.

Baca Juga:Kacang Jodoh Herapo-rapo Tradisi Masyarakat Wangi-Wangi Bulan Ramadan di WakatobiKota Semarang Dikepung Banjir Jalur Pantura Menuju Surabaya Lumpuh Total

Di sisi lain, inflasi inti yang menjadi komponen terbesar inflasi masih stabil di angka 1,68% (yoy) sementara inflasi harga diatur pemerintah (administered price) menurun tipis menjadi 1,67% (yoy), dari 1,74% (yoy) pada Januari 2024.

Beras sebagai komoditas dengan bobot inflasi terbesar dalam kelompok makanan, mengalami kenaikan harga secara gradual sejak 2023. Kenaikan harga ini salah satunya dipengaruhi oleh produksi yang rendah sebagai dampak iklim/cuaca yang berpengaruh pada siklus tanam dan panen. Puncak panen diperkirakan baru akan terjadi pada April mendatang. Selain beras, beberapa pangan yang juga mengalami kenaikan harga, antara lain cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras, dan kentang. 

Khusus di Kota dan Kabupaten Cirebon atau beberapa daerah telah melakukan operasi pasar khususnya beras, akan tetapi tetap masih belum bisa menstabilkan harga beras yang bahkan mencapai harga Rp 18.000,-/kg. Karena hal ini tidak diimbangi upaya dari Pemerintah Pusat untuk melakukan operasi pasar, pemerintah masih fokus menggelontorkan bantuan sosial berupa beras, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan, program bantuan beras akan dilanjutkan sampai bulan Juni 2024. Program ini menyasar sekitar 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) sebanyak 10 kg beras per bulan.

0 Komentar