EKSPLORASI Mars terus dilakukan para ilmuwan untuk mengetahui bagaimana kondisi iklimnya pada masa lalu. Pada studi terbaru, terungkap bahwa Mars kuno ternyata merupakan planet yang basah. Lantas kenapa sekarang tidak?
Catatan geologis Planet Merah menunjukkan bukti adanya air yang mengalir di permukaan, mulai dari delta sungai hingga lembah yang terbentuk akibat banjir bandang besar-besaran. Meski begitu, studi menunjukkan bahwa air tersebut tidak merembes dengan baik ke akuifer di dataran tinggi selatan planet tersebut.
Akuifer sendiri adalah lapisan batuan jenuh air tanah yang dapat menyimpan dan meneruskan air tanah dalam jumlah cukup
Baca Juga:Polisi Belum Simpulkan Penyebab Bunuh Diri Satu Keluarga di Apartemen Penjaringan Akibat Pinjaman DaringJadwal dan Cara Mudik Gratis Kapal Laut Kemenhub
Peneliti mengatakan bahwa Mars memiliki tingkat regenerasi air tanah yang sangat sedikit, berbeda dengan sistem air yang ada di Bumi.
Kondisi ini menunjukkan adanya kesulitan dalam memahami sejarah air di Mars serta pentingnya eksplorasi dan penelusuran sumber daya air pada masa depan.
Kondisi Resapan Air di Mars Kuno
Mahasiswa pascasarjana asal Texas University di Austin melakukan penemuan dengan memodelkan dinamika pengisian ulang air tanah untuk akuifer menggunakan teknik dari model komputer hingga perhitungan sederhana.
Di luar tingkat kerumitannya, penelitian membuahkan hasil yang sama, yaitu rata-rata pengisian ulang air tanah sebesar 0,03 milimeter per tahun.
Artinya, entah sebanyak apapun hujan yang turun dalam teknik pengisian ulang, yang dapat masuk ke akuifer hanya 0,03 milimeter dan masih menghasilkan bentang alam yang tersisa di planet Mars saat ini.
Untuk membandingkan, tingkat pengisian ulang air tanah setiap tahun untuk akuifer Trinity dan Dataran Tinggi Edwards-Trinity, yang merupakan sumber air bagi San Antonio, biasanya berkisar antara 2,5 hingga 50 milimeter per tahun.
Ini berarti tingkat pengisian ulang akuifer di Mars, yang dihitung oleh para peneliti, hanya sekitar 80 hingga 1.600 kali lebih rendah, sebagaimana dikutip dari Scitech Daily.
Baca Juga:Kepala Diplomat Uni Eropa: Israel Gunakan Kelaparan Senjata Perang di GazaTerungkap Jaringan Baru Gembong Narkoba Fredy Pratama, Polisi: Dikendalikan Perempuan Inisal L
Mahasiswa doktoral Jackson School of Geoscience, Eric Hiatt, menuliskan dalam penelitiannya, bahwa rendahnya laju aliran air tanah kemungkinan disebabkan dari berbagai kemungkinan penyebab.
Ia mengatakan bahwa sebagian air hujan yang turun mungkin mengalir ke seluruh lanskap Mars sebagai limpasan.