SEORANG mantan pegawai Boeing, John Barnett, ditemukan tewas. Barnett dikenal karena menyuarakan keprihatinan mengenai standar produksi bekas perusahaannya itu.
Dilansir BBC, Selasa (12/3), Barnett yang berusia 62 tahun ditemukan tewas pada Sabtu (9/3). Barnett sebelumnya telah memberikan pernyataan resmi di mana dia ditanyai oleh pengacara Boeing, sebelum diperiksa silang oleh pengacaranya sendiri.
Barnett lalu dijadwalkan menjalani pemeriksaan lebih lanjut pada hari Sabtu (9/3). Namun, dia tidak muncul sehingga berujung penyelidikan dilakukan ke hotelnya.
Baca Juga:Ustaz Adi Hidayat Berikan Panduan Melatih Anak Berpuasa hingga Seharian PenuhBangunkan Anak Sahur Tanpa Rewel Banyak Drama, Ikuti Kiat Mudah Ini
Barnett kemudian ditemukan tewas di mobilnya di tempat parkir hotel. Pengacara Barnett menyebut kematian kliennya sebagai sesuatu yang tragis.
Polisi menyebut Barnett diduga tewas akibat luka yang ‘ditimbulkan sendiri’. Namun, polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.
“Kami sedih atas meninggalnya Tuan Barnett, dan duka kami tertuju pada keluarga dan teman-temannya,” ujar Boeing dalam pernyataannya.
Lalu, apa yang dilaporkan Barnett sebelum ditemukan tewaS?
Barnett diketahui telah bekerja untuk Boeing selama 32 tahun. Dia pensiun pada tahun 2017. Dia telah memberikan bukti dalam gugatannya terhadap perusahaan beberapa hari sebelum ditemukan tewas.
Pada tahun 2010, Barnett bekerja sebagai manajer kualitas di pabrik Boeing di North Charleston yang membuat 787 Dreamliner, sebuah pesawat canggih yang banyak digunakan pada rute jarak jauh. Pada tahun 2019, Barnett mengatakan kepada BBC bahwa para pekerja Boeing yang berada di bawah tekanan sengaja memasang suku cadang di bawah standar pada pesawat di jalur produksi.
Dia juga mengklaim telah menemukan masalah serius pada sistem oksigen pesawat. Dia menyebut satu dari empat masker pernapasan tidak akan berfungsi dalam keadaan darurat.
Dia mengaku khawatir bahwa dorongan untuk membuat pesawat baru berarti memicu proses perakitan yang terburu-buru hingga keselamatan terganggu. Barnett mengatakan para pekerja telah gagal mengikuti prosedur yang dimaksudkan untuk melacak komponen di pabrik, sehingga menyebabkan komponen yang rusak hilang.
Baca Juga:Kantor Berita Palestina WAFA: Israel Masih Lancarkan Serangan ke Gaza Meski Sudah Masuk Bulan Suci RamadanDiduga Hina Nabi Muhammad di WhatsApp, Mahasiswa di Pakistan Dijatuhi Hukuman Mati
Dia juga menyebut ada beberapa kasus di mana suku cadang di bawah standar dikeluarkan dari tempat sampah dan dipasang pada pesawat yang sedang dibangun untuk mencegah penundaan pada jalur produksi. Dia mengklaim pengujian pada sistem oksigen darurat yang akan dipasang pada 787 menunjukkan tingkat kegagalan sebesar 25%.