PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) menyebutkan keberadaan jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek yang terintegrasi dengan Jalan Layang Mohamed Bin Zayed (MBZ) bisa memangkas waktu tempuh perjalanan lebih dari 60%.
Direktur Bisnis PT JTT Pratomo Bimawan Putra mengatakan, persentase ini merupakan hitungan dalam kondisi lalu lintas normal menggunakan aplikasi peta digital dengan simulasi jika pengguna jalan tol berkendara dari Interchange Cawang.
Kemudian, menggunakan Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan melanjutkan perjalanan melalui Jalan Layang MBZ menuju Purwakarta.
Baca Juga:Bibit Siklon 91S Diklaim Semakin Dekat di Kawasan Jabodetabek, Waspada Banjir Besar Tahun 2002 TerulangGanjar Pranowo Ungkap Cerita Relawan 03 yang Didatangi Intel Tanya Sumber Dana
Jika dihitung, pengguna jalan akan menempuh perjalanan menuju Purwakarta dengan jarak sekitar 87,7 kilometer (km) dengan waktu tempuh hanya 1 jam 7 menit.
Akan berbeda jika perjalanan menuju Purwakarta tanpa menggunakan jalan tol, pengguna jalan akan menempuh jarak 98,1 km melalui Jalan Pantura dengan waktu tempuh lebih lama yaitu 3 jam 2 menit.
“Hal ini menunjukkan penghematan waktu perjalanan yang sangat signifikan lebih dari 60%,” ucapnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (12/3/2024).
Dari sisi pelayanan, Bima mengatakan, Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang terintegrasi dengan Jalan Layang MBZ, menjadi solusi untuk mengurai kepadatan kendaraan.
Sementara itu, dari infrastruktur, Jalan Layang MBZ sepanjang 38 Km ini menyediakan dua lajur ditambah bahu jalan di kedua sisinya, baik arah Jakarta maupun arah Cikampek.
Jika melihat hitungan volume per kapasitas jalan (V/C ratio), Bima memaparkan, satu segmen jalan dalam satu waktu dibandingkan dengan kapasitas pada 2019 untuk Jalan Tol Jakarta-Cikampek mencapai 0,59 dengan kecepatan tempuh rata-rata sekitar 39,83 km/jam. Semenjak Jalan Layang MBZ dioperasikan, data V/C ratio Jalan Tol Jakarta-Cikampek tercatat sebesar 0,71 pada 2023.
Peningkatan tersebut terjadi dengan catatan walaupun terdapat peningkatan volume lalu lintas yang signifikan pada puncak arus mudik Lebaran 2023, yaitu meningkat sebesar 21,3% dari 2019, rekayasa lalu lintas yang diberlakukan adalah contra flow sehingga Jalan Tol Jakarta-Cikampek tetap dapat melayani arus lalu lintas dari Bandung ke arah Jakarta.
Baca Juga:OJK: Kondisi Perbankan Indonesia Solid Hadapi Tekanan Kondisi GlobalPengakuan Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo Saat Jadi Saksi Kasus Dugaan Korupsi Bansos Beras di Kemensos Tahun 2020-2021
“Kondisi ini berbeda jika dibandingkan dengan tahun 2019 dan 2022 yang memberlakukan rekayasa lalu lintas one way. Pengoperasian terintegrasi dengan Jalan Layang MBZ juga terbukti berhasil menambah laju kecepatan kendaraan menjadi 47,81 km/jam,” ujar Bima.