Banyak anak laki-laki yang tidak bekerja membanjiri Port-au-Prince dan bergabung dengan geng kriminal. Politisi mulai menggunakan mereka sebagai sayap bersenjata. Aristide, seorang pendeta yang berubah menjadi politisi, menjadi terkenal karena menggunakan gangster.
Pada Desember 2001, pejabat polisi Guy Philippe menyerang Istana Nasional dalam upaya kudeta dan Aristide meminta para gangster untuk membantunya melawan. “Bukan polisi yang membela Palais Nacional milik pemerintahnya, Itu adalah ribuan warga sipil bersenjata,” ungkap Deibert.
“Sekarang, ada politisi-politisi berbeda yang telah berkolaborasi dengan geng-geng ini selama bertahun-tahun,” lanjutnya.
Baca Juga:Mengenal Sosok Asif Ali Zardari Suami Benazir Bhutto Presiden Pakistan ke-14, Berhaluan Kiri-TengahBung Karno Ungkap ‘Kita dijajah 350 tahun’ untuk Bangkitkan Nasionalisme, Berapa Lama Belanda Menjajah Indonesia? Ini Faktanya
Banyak geng yang mundur saat menghadapi Minustah, pasukan PBB yang didirikan 2004 di Haiti.
Rene Preval satu-satunya presiden terpilih secara demokratis yang menang dan menyelesaikan dua masa jabatan di negara yang terkenal dengan pergolakan politiknya, mengambil tindakan keras terhadap geng-geng tersebut. Ia memberi mereka pilihan untuk melucuti senjatanya atau dibunuh.
Setelah masa kepresidenannya, para pemimpin berikutnya bersikap lunak terhadap geng-geng tersebut dan paling buruk terikat pada mereka
“Selama tiga tahun terakhir, geng-geng tersebut mulai mendapatkan otonomi. Dan kini mereka menjadi kekuatan tersendiri,” jelas Deibert.
“Otonomi geng telah mencapai titik kritis. Itu sebabnya mereka kini mampu menerapkan persyaratan tertentu pada pemerintah. Mereka (Pemerintah Haiti) yang menciptakan geng, menciptakan monster. Sekarang monster tersebut mungkin tidak sepenuhnya berkuasa, tetapi memiliki kapasitas untuk memblokir solusi apa pun,” katanya.
Geng-geng tersebut, bersama dengan banyak politisi dan pebisnis Haiti, mendapatkan uang dari pajak ilegal yang diperoleh melalui pemerasan, penculikan, dan penyelundupan narkoba dan senjata.
Seorang profesor ilmu politik di Queens College di The City University of New York Francois Pierre-Louis mengatakan, setelah Preval, geng, politisi, dan pebisnis mengambil setiap dolar yang mereka bisa ambil.
Baca Juga:Muhammadiyah: Syiar Ramadan Tidak Bisa Diukur dari Sound yang Keras, Tapi Kekhusyukan Ibadah yang IkhlasTips Puasa yang Aman Bagi Penderita Asam Lambung
“Negara ini, pada dasarnya menjadi negara penyelundup narkotika. Geng-geng tersebut mendapatkan kekuatan, mereka tidak hanya mendapatkan kekuatan, mereka juga mendapat perlindungan dari negara dan politisi yang melindungi mereka,” jelasnya. (*)