PIHAK militer Amerika Serikat mengatakan pada Minggu (10/3), bahwa mereka telah melakukan sebuah operasi di Haiti, untuk memindahkan lewat udara personil non-esensial dari Kedutaan Amerika di negara itu. Militer juga meningkatkan pengamanan di kedutaan, saat negara di Karibia itu berada di bawah status darurat.
Operasi ini menjadi petunjuk terbaru dari kesulitan yang dihadapi Haiti, ketika kekerasan geng mengancam menjatuhkan pemerintahan dan memaksa ribuan warga meninggalkan rumah mereka.
“Pengangkutan personel melalui udara ini, masuk dan keluar dari kedutaan, konsisten dengan praktik standar kami untuk peningkatan keamanan kedutaan di seluruh dunia, dan tidak ada warga Haiti yang berada di dalam pesawat militer,” kata Komando Selatan Militer AS dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga:Dendam Tamara Tyasmara Ingin Menenggelamkan Yudha Arfandi Saat Rekontruksi di Kolam RenangHubungan Nikita Mirzani-Loli Memanas, Daftar Ahli Waris dan Penerima Asuransi Dihapus
Haiti memasuki status darurat pada Minggu pekan lalu setelah pertempuran meningkat, ketika Perdana Menteri Ariel Henry berada di Nairobi, Kenya, untuk mengusahakan sebuah kesepakatan penyelenggaraan misi dukungan PBB yang telah lama tertunda.
Kenya telah mengumumkan tahun lalu, bahwa mereka akan memimpin pasukan perdamaian PBB, tetapi perselisihan hukum di dalam negeri selama berbulan-bulan telah menunda misi tersebut.
Pada Sabtu, Departemen Luar Negeri AS mengatakan, bahwa Menteri Luar Negeri Antony Blinken telah berbicara dengan Presiden Kenya Willian Ruto terkait krisis di Haiti, dan kedua belah pihak menggarisbawahi komitmen mereka bagi sebuah misi keamanan internasional untuk memulihkan ketertiban.
Dalam pernyataan oleh Komando Selatan Militer AS, ditegaskan bahwa Washington masih berkomitmen pada sasaran ini.
“Kedutaan kita masih fokus pada usaha memajukan upaya pemerintah AS untuk mendukung masyarakat Haiti, termasuk memobilisasi dukungan bagi Kepolisian
Nasional Haiti, mempercepat pengerahan misi Dukungan Keamanan Multinasional yang diotorisasi oleh PBB, dan segera menyelenggarakan pengalihan kekuasaan secara damai lewat pemilu yang bebas dan adil,” kata Komando Selatan Militer AS. (*)