AWAL bulan suci Ramadan, ribuan masyarakat di Kabupaten Kudus Jawa Tengah berbondong-bondong mendatangi menara kuno peninggalan Sunan Kudus untuk menyaksikan tradisi tabuh bedug dandangan. Tradisi tabuh bedug dandangan selalu dinanti masyarakat Kudus dan sekitarnya sebagai penanda 1 Ramadan 1445 Hijriah.
Sejak Senin (11/3) sore, ribuan masyarakat Kudus dan sekitarnya mulai memadati kawasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus. Kedatangan masyarakat untuk menyaksikan prosesi tahunan tabuh bedug dandangan dari atas menara kuno yang merupakan peninggalan Sunan Kudus atau Syech Ja’far Sadiq.
Tradisi tabuh bedug dandangan diawali oleh kirab dan dilanjutkan oleh para penabuh bedug yang berjalan menaiki anak tangga menara setinggi 18 meter. Sebagai penanda datangnya 1 Ramadan 1445 Hijriyah, tabuh bedug dan lantunan ayat suci Al-Qur’an dilantunkan dari atas menara.
Baca Juga:Nasehat Husein Ja’far Al Hadar Agar Para Gamers Berpahala Saat Main Gim di Bulan RamadanUmat Muslim di Amerika Serikat Salat Tarawih di Times Square New York
Humas Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK), Denny Nur Hakim mengatakan, tradisi tersebut sudah berlangsung sejak zaman Sunan Kudus atau Syech Shadiq ketika syiarkan agama Islam di Kudus. Tabuh bedug dari menara selain untuk penanda ibadah salat juga sebagai penanda yang dinanti masyarakat untuk awal Ramadan.
“Melakukan tradisi tabuh bedug dandangan, sebuah traidisi yang dahulu dilakukan Sunan Kudus untuk menyampaikan kapan awal Ramadan. Tabuh bedug dilakukan sebagai penanda besok pagi sudah melakukan ibadah puasa,” kata Denny.
Sementara itu, dandangan sendiri berasal dari suara bedug yang ditabuh, sehingga dikenal hingga sekarang dengan tradisi tabuh bedug dandangan. “Itu diambil dari suara bedug yang ditabuh yang berbunyi dang-dang-dang,” jelasnya.
Santi salah satu warga Kudus, Santi, mengaku setiap menjelang Ramadan dia bersama keluarga menyempatkan datang untuk menyaksikan tradisi turun-temurun tersebut. Menurutnya, sebagai masyarakat Kudus belum lengkap rasanya jika menandai awal Ramadang belum menyaksikan langsung tradisi tersebut.
“Di atas menara kan ada bedugnya biasanya buat tabuh bedug dandangan. Alhamdulillah senang, soalnya masih bisa melestarikan budaya,” ujar Santi.
Prosesi tabuh bedug dandangan ditutup dengan makan bersama masyarakat dengan kuliner khas Sunan Kudus berupa, intip ketan, tiwul, opor ayam panggang, hingga soto kerbau. (*)