BULAN Ramadan kerap menjadi momen anak untuk belajar puasa. Selain menahan lapar dan haus, nantinya anak juga akan belajar hal-hal baru seperti bangun untuk makan sahur. Sebenarnya makanan apa saja sih yang cocok diberikan untuk anak ketika belajar puasa?
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) menuturkan ketika anak belajar puasa, ada baiknya orang tua memastikan makanan yang tinggi nutrisi . Hal ini sangat penting mengingat anak masih dalam proses pertumbuhan.
Setiap makanan yang masuk ke dalam tubuh anak akan sangat penting dalam proses tumbuh dan kembangnya.
Baca Juga:Bacaan Bilal Salat Tarawih 23 Rakaat Arab dan LatinPresiden Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Nyepi 2024: Rahajeng Rahina Nyepi 2024. Warsa Anyar Caka 1946
“Pertumbuhan kan kita ingat jangan sampai ada itu malnutrisi dan bikin stunting. Stunting ini kan berkaitan erat dengan kecukupan protein hewani,” ucap dr Piprim ketika ditemui awak media, Jumat (8/3).
“Nutrisinya itu ya dari karbohidrat, protein hewani, lemak esensialnya, mungkin juga ada sayur-buah dan sebagainya. Itulah nutrisi esensial yang diperlukan anak-anak saat menjalankan puasa,” sambungnya.
dr Piprim menyebutkan terkadang orang tua justru memberikan makanan rendah nutrisi namun tinggi kalori seperti junk food. Menurutnya makanan seperti ini justru dapat membuat anak lebih lapar dengan cepat.
“Sayangnya ini, banyak juga yang membombardir anak itu dengan makanan junk food. Junk food itu kan tinggi kalori tapi miskin nutrisi. Jadi tetap usahakan makanan-makanan yang kaya nutrisi agar anak tidak mengalami malnutrisi,” katanya.
Selain itu, makanan tinggi kalori seperti junk food juga dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak. Ia menyarankan makanan-makanan tinggi protein untuk membuat anak tetap sehat dan kuat saat sedang belajar puasa.
“Contohnya misalnya menu sahurnya seperti biasalah, nasi, telur dadar, ikan goreng, ayam goreng, yang gitu-gitu. Yang penting tinggi protein hewaninya,” pungkasnya. (*)