MAJELIS Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan Tausiyah Ramadan dalam rangka menyambut dan mensyiarkan bulan suci Ramadan 1445 Hijriyah.
Tausiyah Ramadan tersebut dikeluarkan pada Sabtu, 9 Maret 2024 M/28 Sya’ban 1445 H di Jakarta melalui surat Nomor: Kep-24/DP-MUI/III/2024 yang ditandatangani oleh Ketua Umum MUI KH Anwar Iskandar dan Sekjen MUI Buya Amirsyah Tambunan.
Dikutip dalam website MUI Minggu (10/3), dalam Tausiyah Ramadan tersebut, terdapat 10 poin sebagaimana berikut:
Baca Juga:Jadwal Puasa Ramadan 2024 Pemerintah, NU dan MuhammadiyahInsiden Pilot-kopilot Tertidur 28 Menit, Kenali Teknologi Flight by Wire dan Mekanisme Kerjanya
1. Ramadan adalah bulan suci dan mulia. Maka, hendaknya umat Islam menyambutnya dengan penuh suka cita dan mensyiarkannya untuk memaksimalkan peningkatan iman dan takwa sebagaimana tujuan ibadah puasa adalah untuk menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah.
2. Ramadan adalah bulan penuh pahala, kebaikan, dan ampunan. Maka hendaknya umat Islam untuk semakin produktif dalam menjalani aktivitas rutinnya. Memaksimalkan ibadah di dalamnya seperti puasa, ibadah Tarawih, qiyamul lail, membaca Alquran, berzikir, dan bersedekah. Menjauhi segala bentuk aktivitas yang mengarah kepada maksiat, munkarat, mulghah.
3. Penentuan 1 Ramadan 1445 H ini berpotensi adanya perbedaan di antara pemerintah dan sebagian umat Islam. Maka hendaknya perbedaan awal Ramadan tersebut tidak mengurangi kekhusyukan dan kualitas pelaksanaan ibadah puasa namun justru menjadi penguat kualitas toleransi serta persaudaraan antar sesama umat Islam (ukhuwah Islamiyah).
4. Menjaga sikap saling toleransi dan saling menghormati antara mereka yang berpuasa dan yang tidak berpuasa, terutama dari mereka yang tidak berpuasa kepada saudara-saudaranya yang sedang berpuasa demi kekhusyukan pelaksanaan ibadah puasa dan kemuliaan bulan suci Ramadan.
5. Dai dan muballigh dalam aktivitas ceramah Ramadhan di masjid, mushalla, majelis taklim maupun di media sosial, media cetak, televisi dan media elektronik lainnya agar terus bersemangat untuk menyampaikan penguatan materi ceramah agama yang konstruktif, inspiratif, dan optimisme untuk membangun bangsa Indonesia yang semakin baik dan maju dalam Ridha Allah SWT.
6. Menjelang bulan Ramadan ini ketersediaan bahan kebutuhan pokok di pasaran mengalami kelangkaan sehingga harganya mengalami kenaikan. Akibatnya daya beli rakyat berekonomi menengah ke bawah cukup rendah hingga mengalami kesulitan untuk mendapatkannya dengan harga yang terjangkau.