Meski begitu, Brooking menduga akan ada hambatan dalam pemerintahan Prabowo yakni korupsi. Lembaga itu menekankan Prabowo memiliki pekerjaan besar dalam menanggulangi korupsi agar iklim investasi tetap berjalan baik.
“Lebih lanjut, masa depan yang baik adalah ketikan pemerintah dapat menjaga kepentingannya dan iklim investasi juga tetap berjalan baik,” tambah lembaga itu.
Tidak ketinggalan, Lembaga Inggris juga menyoroti nasib RI jika calon presiden (capres) Prabowo Subianto resmi dilantik. Ini setidaknya terlihat dari artikel opini yang dikeluarkan think tank asal negeri itu, pekan lalu, Chartham House.
Baca Juga:Awal Mula Kanker Serviks dari Infeksi Human Papillomavirus pada Leher Rahim yang Normal, Perkembangannya Dapat DicegahRecep Tayyip Erdogan: Negara-negara Muslim Tidak Berbuat Cukup untuk Hentikan Israel Membunuh Warga Sipil Palestina di Gaza
Saat ini Prabowo yang berpasangan dengan putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, menguasai hitung cepat (quick count) pemilu presiden (pilpres). Ia juga unggul di real count Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Direktur Asia-Pasifik Ben Bland membuat analisis dengan judul “Continuity Prabowo means change for Indonesia”. Disebut bagaimana “Prabowo telah menggunakan dukungan dari Jokowi untuk memenangkan kekuasaan namun kemungkinan besar tidak akan memerintah sebagai ‘proksi’ Jokowi”.
“Ketika saya makan siang bersama Prabowo Subianto pada tahun 2013, setahun sebelum upaya pertamanya yang gagal untuk terpilih sebagai presiden Indonesia, dia masih mengasah nada nasionalisnya yang berapi-api, berjanji untuk mengguncang negara dan mencegahnya menjadi negara gagal,” tulisnya di awal.
“Sebelas tahun kemudian, mantan jenderal berusia 72 tahun itu akhirnya berhasil mengamankan kursi kepresidenan dengan kembali menjadikan dirinya sebagai kandidat pengganti, membentuk aliansi yang tidak terduga dengan Presiden Joko Widodo yang sangat populer,” ujarnya.
Ia pun menyoroti bagaimana nantinya RI di tangan Prabowo. Dikatakannya pilihan pemimpin baru Indonesia tidak hanya penting bagi RI tapi Asia Tenggara, di mana Tanah Air menjadi garis depan persaingan Amerika Serikat (AS) dan China.
Ini kemudian ia kaitkan dengan skala dan pertumbuhan pesat ekonomi di antara negara G20. Termasuk status Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia.
“Jika Prabowo mulai menjabat pada bulan Oktober, ia kemungkinan akan memerintah sebagai orangnya sendiri dan bukan sebagai wakil Jokowi. Hal ini sebagian disebabkan oleh kepribadiannya,” tegasnya,