LEMBAGA Amerika Serikat (AS) Foreign Policy (FP) menyoroti nasib RI jika Prabowo Subianto resmi menjadi presiden. Ini seiring keunggulan Menteri Pertahanan itu dalam penghitungan suara cepat (quick count) dan juga real count Komisi Pemilihan Umum (KPU).
FP membahas apa yang akan terjadi dan kebijakan apa yang akan dijalankan, misalnya membuat artikel khusus berjudul ‘How Will Prabowo Lead Indonesia?’.
“Kebijakan ekonominya bersifat populis, seperti usulan untuk meningkatkan subsidi, khususnya program makanan sekolah, akan meningkatkan defisit fiskal Indonesia,” tulis lembaga itu dalam artikel yang dirilis pekan ini, dikutip Minggu (10/3).
Baca Juga:Awal Mula Kanker Serviks dari Infeksi Human Papillomavirus pada Leher Rahim yang Normal, Perkembangannya Dapat DicegahRecep Tayyip Erdogan: Negara-negara Muslim Tidak Berbuat Cukup untuk Hentikan Israel Membunuh Warga Sipil Palestina di Gaza
Disinggung juga bagaimana Prabowo di panggung internasional. FP menjelaskan bahwa Prabowo akan melanjutkan apa yang dilakukan oleh Jokowi seperti komitmennya untuk melanjutkan perlawanan terhadap undang-undang deforestasi Eropa.
“Orang-orang Eropalah yang memaksa kami menanam teh, kopi, karet, dan coklat. Dan sekarang Anda mengatakan kita sedang menghancurkan hutan kita? Anda menghancurkan hutan kami terlebih dahulu,” kutip media itu mengutip ucapan Prabowo dalam sebuah forum.
Dari segi pandangan geopolitik, FP memberi pandangan unik. Lembaga itu menganalisa bahwa Prabowo mungkin akan menganggap dirinya mirip dengan presiden kedua RI, Soeharto, membentuk jalur yang independen di tengah rivalitas antara beberapa negara besar.
“Meskipun Indonesia dan China termasuk di antara negara-negara yang mengklaim pulau-pulau yang disengketakan di Laut Cina Selatan, Prabowo telah mendekati Beijing karena investasi mereka yang perlu proses yang sedikit dibandingkan investor Eropa,” tegasnya lagi.
Sementara itu, hal serupa juga diulas oleh Brookings Institute. Dalam artikel berjudul ‘Reflection on Jokowi’s Legacy and Prabowo’s presidency’, ditekankan bagaimana Prabowo akan melanjutkan program Jokowi seperti hilirisasi mineral serta pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Prabowo akan mendapat tekanan melanjutkan program kunci Jokowi: Indonesia Emas 2025, sebuah program pencapaian industrialisasi seabad setelah Indonesia merdeka,” tulis lembaga itu.
Prabowo juga dinilai akan menegaskan posisi Indonesia yang seimbang di tengah persaingan global antara China dan Amerika Serikat (AS). Ia disebut seorang yang pragmatis sehingga ia akan terus menjaga hubungan dengan Beijing dan Washington.