Sejarah Pos di Indonesia
PT POS Indonesia adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa kurir, logistik dan transaksi keuangan. Nama PT Pos Indonesia sendiri batu secara resmi digunakan pada tahun 1995, setelah sebelumnya sempat mengalami beberapa kali perubahan nama.
Kantor Pos pertama didirikan di Batavia oleh Gubernur Jenderal G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda.
Sejak itu pelayanan pos telah lahir mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada publik.Setelah Kantorpos Batavia didirikan, maka empat tahun kemudian didirikan Kantor Pos Semarang untuk mengadakan perhubungan pos yang teratur antara kedua tempat itu dan untuk mempercepat pengirimannya.
Baca Juga:Penyidikan Kasus Dugaan Korupsi Modus Investasi Fiktif PT Taspen, KPK Geledah 7 Lokasi BerbedaInvestigasi Insiden Serius Pesawat Batik Air Indonesia, Pilot dan Kopilot Tertidur Bersamaan Nyaris Setengah Jam di Penerbangan Kendari-Jakarta
Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai dari Jawatan PTT (Post, Telegraph dan Telephone). Lalu karena perkembangan statusnya menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian pada tahun 1965 berganti menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro dan pada tahun 1978 berubah menjadi Perum Pos dan Giro.
Dan pada 20 Juni 1995 berubah nama menjadi PT Pos Indonesia (Persero). Seiring berjalannya waktu, PT POS Indonesia terus berkembang pesat dan saat ini telah memiliki sekitar 24 ribu titik layanan yang menjangkau 100 persen kota/kabupaten,100 persen kecamatan dan 42 persen desa dan 940 lokasi transmigrasi terpencil di Indonesia.
Sejarah Perkembangan Industri Logistik di Indonesia
Pertama, logistik secara keseluruhan bisa diukur sejak zaman penjajahan dan juga sebelum penjajahan. Di mana kala itu, mayoritas jalur perdagangan berasal dari jalur laut dan meningkatnya kebutuhan akan rantai suplai tentu berimbas pada peningkatan penggunaan jasa logistik.
Hal ini dikarenakan masyarakat global semakin melek akan kehadiran bangsa lain dan ingin melakukan aktivitas perdagangan pada komoditas seperti rempah-rempah, perak, baja, dan lain-lainnya. Tidak banyak catatan sejarah tentang bisnis logistik pada zaman kolonial, namun, pada kala itu, pemerintahan Belanda membangun jalan, jalur kereta api, dan port untuk memudahkan mobilisasi armada dagang dari VOC walaupun pada akhirnya VOC bangkrut.