Indriana Dewi Eka Saputri Korban Pembunuhan Cinta Segitiga Caleg DPR

Indriana Dewi Eka Saputri Korban Pembunuhan Cinta Segitiga Caleg DPR
Sosok Indriana Dewi Eka Saputri, korban pembunuhan cinta segitiga Foto: dok. Istimewa
0 Komentar

Didot lalu menyewa mobil Toyota Avanza warna hitam dari sebuah tempat rental pada Senin, 19 Februari 2024. Ketiga pelaku lalu bertemu untuk mematangkan rencana pembunuhan. Pada hari yang sama, Didot membuat pelat nomor polisi palsu dengan nomor B-2848-POX dan membeli sarung tangan. Keesokan harinya, Selasa, 20 Februari 2024, Didot dan Reza menjemput Indriana di sebuah tempat untuk mengajak jalan-jalan ke Puncak, Bogor.

Didot, Indriana, dan Reza lalu berangkat menuju kawasan Bukit Pelangi Sentul, Desa Gunung Geulis, Sukaraja. Mereka tiba di sebuah warung kopi di puncak Bukit Pelangi pada pukul 19.30 WIB. Mereka berada di tempat itu sekitar 1,5 jam lamanya. Didot sempat menghampiri Reza, yang duduknya agak berjauhan, dan membisikkan sesuatu.

“Nanti kamu cari alat apa saja dan tempat bunuhnya nanti di jalan pas turunan, nanti saya kasih kode,” ucap Didot kepada Reza kala itu.

Baca Juga:Pilot-Kopilot Batik Air Tertidur Bersamaan, Media Internasional Ungkap Kekhawatiran Atas Keselematan Penerbangan di IndonesiaPrabowo Subianto Terima Ucapan Selamat dari Presiden Prancis Emmanuel Macron

Didot mengajak Indriana dan Reza untuk naik mobil. Didot duduk di balik kemudi, Indriana duduk di sampingnya. Sedangkan Reza duduk persis di belakang bangku Indriana. Di tengah jalan, tepatnya di Jalan Pelangi Boulevard Cijayanti, Babakanmadang, tiba-tiba Didot menghentikan mobil. Alasannya mau buang air kecil terlebih dahulu.

Didot sempat mengedipkan sebelah mata kepada Reza sebagai kode untuk mengeksekusi Indriana. Didot mengunci semua pintu mobil dengan remote control pada kunci kontak mobilnya itu. Benar saja, Reza langsung menjerat leher Indriana dari belakang menggunakan ikat pinggang. Indriana sempat berontak.

Indriana tak berkutik karena Reza begitu kuat menarik ikat pinggang di lehernya ke belakang selama 15 menit. Hingga akhirnya tubuh Indriana tak bergerak lagi dan nyawanya melayang. Reza lalu membunyikan klason satu kali sebagai tanda eksekusi telah selesai dilakukan.

Didot langsung mengirimkan pesan WhatsApp kepada Devara dengan tulisan ‘done’. Didot meminta Devara mengirimkan makanan berupa sate kepada orang tua Indriana. Supaya tak dicurigai, Devara berpura-pura menyamar sebagai ojek online yang mengantarkan makanan.

Didot dan Reza lalu kembali ke Jakarta dengan membawa tubuh Indriana yang sudah kaku membiru di mobil. Setelah bertemu dengan Devara di dekat kamar kosnya, mereka memindahkan tubuh Indriana, yang sebelumnya berada di jok depan, ke lantai di sela-sela jok tengah dan belakang. Agar lebih tersembunyi, jasad Indriana ditutupi seprai.

0 Komentar