Orang tua Indriana, yaitu Muhammad Roi, 64 tahun, dan Endang Tatik, 50 tahun, tentu saja syok ketika polisi mengabarkan kematian anak semata wayangnya itu. Kepada polisi, orang tua Indriana mengatakan, sebelum menghilang, anaknya dijemput oleh pacarnya bernama Didot Alfiansyah, 24 tahun, yang diketahui tinggal di Jakarta Pusat.
Mendengar pengakuan tersebut, tim polisi bergerak cepat mencari Didot. Tak begitu lama, Didot ditangkap polisi ketika berada di kamar indekos Devara Putri Prananda, 25 tahun, di kawasan Jakarta Pusat, Rabu, 28 Februari 2024. Didot langsung mengakui pembunuhan tersebut, yang dilakukan bersama Devara dan Muhammad Reza, 22 tahun.
“Setelah dilakukan penangkapan, diketahui pembunuhan tersebut dilakukan oleh DT, RZ, dan DV. Pembunuhan diawali dengan perencanaan terlebih dahulu sejak 15 Februari 2024,” ungkap Surawan.
Baca Juga:Pilot-Kopilot Batik Air Tertidur Bersamaan, Media Internasional Ungkap Kekhawatiran Atas Keselematan Penerbangan di IndonesiaPrabowo Subianto Terima Ucapan Selamat dari Presiden Prancis Emmanuel Macron
Surawan mengungkapkan pembunuhan dilatarbelakangi oleh cinta segitiga. Devara ternyata memiliki andil besar dalam perencanaan pembunuhan karena cemburu kepada Indriana. Yang mengejutkan lagi, ternyata Devara diketahui sebagai caleg DPR untuk Dapil Jawa Barat IX dari Partai Garda Republik (Garuda), meliputi wilayah Majalengka, Subang, dan Sumedang) dari situs Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Kepala Unit 1 Ranmor Direktorat Kriminal Umum Polda Jabar AKP Luhut Sitorus menambahkan, mulanya Didot berpacaran dengan Devara selama 5 tahun. Belakangan, hampir 7 bulan terakhir, Didot juga menjalin pacaran dengan Indriana. Namun, pada awal Februari 2024, Didot memutuskan ingin kembali kepada Devara karena cemburu sering melihat Indriana jalan dengan orang lain.
“Karena korban sering dugem, pelaku DA (Didot) mau kembali lagi ke pacarnya yang ini (DV atau Devara), tapi perempuan ini bilang, ‘Saya nggak mau kalau dia masih ada di dunia ini’,” jelas Luhut.
Awalnya Didot ragu dengan permintaan Devara untuk melenyapkan Indriana. Tapi, setelah didesak, dia menyanggupinya. Hanya, Didot tak berani melakukan sendiri membunuh pacar keduanya itu. Devara menyarankan untuk mencari eksekutor. Lalu Didot meminta bantuan Muhammad Reza, 22 tahun, untuk melakukan pembunuhan tersebut dengan imbalan Rp 50 juta.
Demi membayar utang, Reza menyanggupi tawaran tersebut. Didot, Devara, dan Reza lalu bertemu untuk merencanakan pembunuhan tersebut pada Kamis, 15 Februari 2024. Muncul ide untuk menghabisi nyawa Indriana dengan cara dicekik, menggunakan tiga lapis sarung tangan, korban tak dijemput dari rumah, mencari tempat sepi yang tidak ada CCTV, serta menggunakan mobil sewaan.