CALON presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo mendapatkan cerita dari sejumlah pendukungnya yang diduga mengalami tindakan intimidasi dari aparat negara.
Setelah mendengar cerita itu, Ganjar menilai ada upaya intimidatif untuk mengganggu pendukungnya. Ia lantas meminta seluruh pendukungnya untuk tetap berani menceritakan kronologi sebenarnya tanpa rasa takut.
“Baru saja kawan saya setelah bersaksi, didatangi oleh intel dan diceritakan, ‘kamu kegiatannya apa lagi? sumber danamu dari mana?’ begitu?” kata Ganjar secara daring dalam acara Demos Festival, Sabtu (9/3).
Baca Juga:OJK: Kondisi Perbankan Indonesia Solid Hadapi Tekanan Kondisi GlobalPengakuan Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo Saat Jadi Saksi Kasus Dugaan Korupsi Bansos Beras di Kemensos Tahun 2020-2021
Ganjar juga mengaku mulai banyak mendapatkan cerita di lapangan saat gelaran pesta demokrasi 14 Februari lalu, di antaranya soal pemilih yang mendapatkan tawaran dan barang untuk memilih paslon tertentu di Pilpres 2024.
“Terkait dengan proses politik yang kemarin berjalan, satu demi satu mulai ada cerita-cerita,” kata dia.
Lebih lanjut, Ganjar juga memastikan tim pemenangan nasional (TPN) Ganjar-Mahfud akan terus berjuang memperjuangkan suara dan membuktikan sejumlah dugaan kecurangan dalam Pilpres 2024.
Ganjar menyebut saat ini TPN sedang bekerja keras mengumpulkan sejumlah bukti, mulai dari perbedaan hasil Sirekap dengan formulir C-1, perbedaan data rekapitulasi yang berganti-ganti hingga keterangan dan kritik dari saksi ahli IT.
“Maka kami masih berjuang sampai dengan tanggal 20 [penetapan rekapitulasi suara]. Berapa sebenarnya angka riil yang ada. Masa stuck seperti itu?” kata Ganjar melalui sambungan video call dalam acara Demos Festival, Sabtu (9/3).
Tim, kata Ganjar, berkonsentrasi dan menyoroti penghitungan baik manual dan penggunaan teknologi. Ia juga memastikan TPN telah siap dengan struktur gugatan atau permohonan sengketa hasil Pilpres 2024 yang akan diajukan ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Untuk langkah terakhir, Ganjar juga mendukung fraksi di DPR untuk memperjuangkan hak angket. Namun di sisi lain ia juga menyadari usulan hak angket ini akan diwarnai pro dan kontra yang cukup menarik dan politik interplay. (*)