PENGUATAN dan pengembangan kecakapan soft skillsatau keterampilan lunak generasi muda semakin penting. Perubahan dunia saat ini dan masa depan menuntut generasi muda mampu beradaptasi dan memiliki soft skills untuk menghadapi perubahan dan tantangan.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Harvard University, Carnegie Foundation dan Stanford Research Center, Amerika Serikat mengatakan bahwa “soft skill bertanggung jawab sebesar 85% bagi kesuksesan karir seseorang, sementara hanya 15% disematkan kepada hard skill.
Hal ini dikuatkan oleh kajian yang dilakukan Depdiknas RI pada tahun 2009, yang menyatakan bahwa “kesuksesan seseorang dalam pendidikan, 85% ditentukan oleh Soft Skills. Bahkan buku Lessons From The Top yang ditulis oleh Thomas J. Neff dan James M. Citrin tahun 1999, mengatakan bahwa kunci sukses seseorang ditentukan oleh 90% soft skills dan hanya 10% saja yang ditentukan oleh hard skills.
Baca Juga:Kronologi Kasus Ibu Tusuk Anak di BekasiKasus Ibu Tusuk Anak, Hasil Pemeriksaan Psikologi: Ada Gangguan Halusinasi Terhadap Pelaku
Perguruan Tinggi sebagai salah satu penyedia tenaga kerja untuk membenahi kualitas maupun fokus kurikulumnya. Training Soft Skill And Health Talk Putra Bahagia Siloam Hospitals with Kampus LP3I tema Public Speaking and Presentation and Pentingnya Medical Check Up digelar Jumat, (8/3).
Kepala Kampus Politeknik LP3I Cirebon, Aris Armunanto, S.E., Ak., M.M memaparkan dunia pendidikan Indonesia pada umumnya dan Perguruan Tinggi pada khususnya disisi produsen atau penyedia tenaga kerja, menghadapi dua tantangan besar, pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi dunia pendidikan dituntut untuk dapat mempertahankan hasil-hasil pembangunan pendiddikan yang telah dicapai. Kedua, untuk mengantisipasi era globalisasi, dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja global. Sebagai mitra utama pemerintah maupun swasta dalam menyediakan sumber daya manusia, Perguruan Tinggi dituntut berperan aktif untuk dapat menghasilkan kelulusan yang memiliki keunggulan kompetitif dalam kancah persaingan di dunia.
“Untuk menjembatani kesenjangan antara produsen dan konsumen tenaga kerja tersebut diatas, serangkaian penelitian telah banyak dilakukan oleh para ahli, dimana diperoleh kesimpulan bahwa kesenjangan disebabkan oleh adanya perbedaan antara objek kualitas sumber daya yang dihasilkan perguruan tinggi selaku produsen dengan kualitas yang dibutuhkan oleh konsumen,” bebernya.