SOSOK yang lahir dan besar ditengah-tengah rakyat, Ganjar Pranowo dianggap memiliki sense of belonging sehingga dapat dipastikan Ganjar Pranowo dapat memahami kebutuhan rakyat. Motto “Tuanku, Ya Rakyat”, yang sudah ia gaungkan sejak 10 tahun silam, ketika pertama kali berkampanye dan terpilih menjadi Gubernur Jawa Tengah pada 2013 lalu. Hal itu tentu sebagai implementasi Ganjar Pranowo yang dekat dan mau berjuang untuk rakyat.
“Sebagai pemimpin yang merakyat, Ganjar sudah pasti sangat identik dengan blusukan ke kampung-kampung, pasar-pasar, sekolah-sekolah, desa-desa. Bahkan, sejak dulu Ganjar punya kebiasaan menginap di rumah warga untuk bisa mendengar keluh kesah mereka dan tetap menghayati kehidupan rakyat,” kata Heru Subagia, politisi Partai Amanat Nasional, Rabu (6/3).
Suatu saat, Ganjar Pranowo menceritakan bahwa dirinya dididik ayahnya untuk membiasakan pikiran, perkataan, dan perbuatan selalu selaras agar tidak menjadi orang yang mencla-mencle.
Baca Juga:Korupsi Penyaluran Bansos, Jaksa KPK Hadirkan Juliari P Batubara dan Bambang Rudijanto TanoesoedibjoSungai Cisanggarung Meluap, Ratusan Rumah di Desa Cikananga Kuningan Terendam Banjir
“Bapak dan ibu saya mengajarkan biasa disiplin karena anak militer, Brimob, anak polisi, biasakan satu pikiran, perkataan, dan perbuatan. Jangan jadi orang yang mencla-mencle,” ujar Ganjar, Rabu 7 Februari 2024, dilansir dari Antara.
Saat kontestasi Pilpres 2024 berlangsung, Ganjar mengaku berfokus untuk mencintai bangsa Indonesia dengan menjadi patriot sejati. Menurut Ganjar, patriot sejati dibuktikan dengan konsistensi.
“Saya ini ingat sejarah. Ada cerita menarik, seorang yang memberontak dengan negeri ini dan ingin memisahkan dari republik, dan dia anggota PRRI Permesta (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia-Perjuangan Semesta), lalu melarikan diri, meninggalkan bangsa yang kita cintai, saya harap bapak ibu tahu,” tutur Ganjar.
Ia menyinggung peran ayahnya yang ikut menumpas pemberontakan PRRI Permesta. Maka, kata Ganjar, dirinya bukanlah anak seorang pemberontak, melainkan anak seorang patriot negeri ini.
Ganjar menyindir seorang jenderal bintang empat yang pernah berkata, ‘dia yang saya pecat,’. Ia juga mengingatkan bahwa dalam sebuah diskusi, jenderal tersebut berkata ‘Bagaimana mau membela orang itu, catatan sejarahnya begini, catatan psikologinya begini dan dia dipecat.’
Bahkan, kata dia, ada pula yang berkata ‘Hai, pensiunan TNI, Anda bodoh kalau pilih orang yang kami pecat.”