GUNUNG Marapi kembali mengeluarkan letusan pada Rabu (6/3) pagi dengan ketinggian 700 meter di atas kawah.
Ketua Tim Tanggap Darurat Letusan Gunung Marapi PVMBG, Yasa Suparman mengatakan, letusan terjadi ke arah utara dengan warna asap kelabu terekam di aktivitas kegempaan sebagai gempa letusan.
“Melihat dari (aktivitas) kegempaan, gempa-gempa yang berkorelasi dengan naiknya magma ke permukaan semakin intensif terlihat, gempa letusan meningkat dari minggu sebelumnya,” kata Yasa saat ditemui di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar) kepada awak media.
Baca Juga:8 Desa di Brebes Terdampak Jebol Tanggul Sungai CisanggarungLonjakan Suara PSI Desak Ganjar Pranowo Gercep, Politisi PAN Heru Subagia Ancam ‘Bakar Diri’ di Istana dan Gedung KPK
Yasa mengeklaim bahwa pihaknya selalu melakukan evaluasi setiap minggu terkait aktivitas Gunung Marapi, serta melaporkan harian ke kantor pusat.
“Melihat kondisi saat ini, kita masih tetap di status siaga dan rekomendasinya tidak mendekat di 4,5 kilometer di titik erupsi Marapi. Dalam kondisi siaga, masyarakat diminta untuk tidak mendekat ke radius 4,5 kilometer dari pusat aktivitas Marapi,” katanya.
Jika terjadi hujan abu, katanya, masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA), serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
Selain itu agar mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh.
“Seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoaks), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah (pemda),” katanya.
Pemerintah Kota (Pemko) Bukittinggi, Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, dan Agam agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung atau dengan Pos Pengamatan Gunung Marapi di Jalan Prof Hazairin nomor 168 Bukittinggi untuk mendapatkan informasi langsung tentang aktivitas Gunung Marapi. (*)