BANJIR yang menerjang sembilan kecamatan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada Selasa (5/3) malam mengakibatkan dua warga meninggal. Sementara warga yang terdampak banjir mencapai sekitar 83.000 jiwa.
Bupati Cirebon Imron saat meninjau salah satu lokasi banjir di Desa Sidaremi pada Rabu (6/3) mengatakan, dua warga meninggal ketika banjir melanda wilayah timur Kabupaten Cirebon. Kedua korban berdomisili di Desa Ciuyah dan Desa Gunungsari.
”Korban yang berdomisili di Desa Ciuyah meninggal akibat terpeleset saat membantu keluarganya. Sementara satu korban lainnya di Desa Gunungsari akibat tersengat listrik,” ungkapnya.
Baca Juga:Jaksa Cecar Juliari Batubara Terkait Tambahan Rp500 Miliar untuk Distribusi BansosUsut Koneksi Murtala Ilyas-Fredy Pratama, Jaringan Internasional Wilayah Malaysia-Aceh-Medan-Jakarta
Desa yang terdampak sebanyak 36 desa di 9 kecamatan. Dari data sementara, kata Imron, sekitar 20.000 rumah warga tergenang air.
Sembilan kecamatan yang terdampak banjir setinggi 60 sentimeter hingga 2,5 meter meliputi Waled, Karangwareng, Ciledug, Pasaleman, Pabedilan, Babakan, Gebang, Losari dan Pangenan. Waled menjadi daerah yang terdampak paling parah dengan jumlah warga yang terdampak mencapai 3.428 orang.
Banjir dipicu hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Cirebon dan sekitarnya selama berjam-jam. Akibatnya, sejumlah sungai meluap, seperti Sungai Ciberes dan Sungai Cisanggarung.
Imron memaparkan, ada dua langkah yang dilakukan untuk menangani banjir. Langkah itu yakni memberikan bantuan bagi warga yang terdampak dan berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) setempat untuk penanganan sungai yang sering meluap saat hujan deras.
”Kami telah membuka dapur umum bagi warga yang terdampak dan menyiapkan segala macam bantuan yang dibutuhkan mereka,” ujarnya.
Sementara itu, Hadi Rahmat Hardjasasmita dari Humas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mengatakan, pihaknya akan mengirim tim ke Kabupaten Cirebon untuk mendata jumlah pengungsi dan bangunan yang terdampak banjir.
”Dengan upaya peninjauan di sana, kami dapat menyiapkan bantuan yang tepat sasaran dan dibutuhkan oleh BPBD Cirebon,” ujar Hadi.
Baca Juga:Bupati Cirebon Siapkan Strategi Minimalisir Dampak Banjir, Normalisasi SungaiPerekrutan Staf Ilegal, PM Peru Alberto Otarola Undur Diri
Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung Teguh Rahayu mengungkapkan, dari citra satelit Selasa kemarin terpantau bibit awan konvektif di Kabupaten Cirebon bagian selatan pada pukul 14.00 dan bergerak ke arah barat daya. Awan tersebut menguat hingga mencapai suhu puncak awan minimum, yakni minus 62 hingga minus 75 derajat celsius pukul 14.10 hingga pukul 14.40.