“Setiap upaya untuk mengklaim bahwa orang-orang menjadi martir karena terlalu banyak orang atau terinjak-injak adalah tidak benar. Yang terluka dan menjadi martir adalah akibat ditembak dengan peluru kaliber berat,” katanya kepada Reuters.
Seruan Penyelidikan
Banyak sekutu terdekat Israel, termasuk Amerika Serikat, menyerukan penyelidikan atas insiden tersebut, yang menggarisbawahi krisis kemanusiaan yang mengerikan di Gaza dan kondisi yang semakin kacau di mana sejumlah kecil bantuan yang mencapai daerah kantong tersebut didistribusikan.
Ketika dampak diplomatik menyebar, pihak militer mengatakan pihaknya telah melakukan pemeriksaan lebih menyeluruh atas insiden tersebut untuk ditangani oleh “badan independen, profesional dan ahli” yang akan membagikan temuannya dalam beberapa hari mendatang.
Baca Juga:Kemenkes: Covid 19 Masih Bermutasi, WHO Ingatkan Ada Virus X Belum DiketahuiBMKG: Gelombang Tinggi Capai 4 Meter di Perairan Banten, 4 Maret 2024
Organisasi bantuan internasional telah memperingatkan bahwa ratusan ribu orang di Gaza menghadapi ancaman kelaparan, sekitar lima bulan setelah pasukan Israel melancarkan invasi menyusul serangan pimpinan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Serangan tersebut, yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel dan warga asing, merupakan insiden satu hari paling mematikan dalam 75 tahun sejarah Israel dan Israel membalasnya dengan serangan tanpa henti yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 30.000 warga Palestina, menurut data Palestina. (*)