Kasus Perundungan SMP di Kota Balikpapan

Kasus Perundungan SMP di Kota Balikpapan
Kasus perundungan siswa SMP di Balikpapan. (Kolase Twitter/ @tanyakanrl/ humas.polri.go.id)
0 Komentar

KASUS perundungan di lingkungan sekolah perlu mendapat perhatian serius semua pihak. Setelah kasus perundungan di SMA Binus School, Tangerang Selatan, Banten, terungkap, peristiwa serupa juga terjadi di daerah lain.

Dalam tiga hari terakhir, video perundungan sejumlah siswa lelaki SMP kepada rekannya di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, beredar di media sosial. Dalam video berdurasi 2 menit 49 detik itu, terlihat R (15) dijambak S (15), siswa lain.

S juga beberapa kali memukul kepala R. Teman-teman S yang lain turut melayangkan pukulan. Ada juga kaki terbang ke kepala dan bogem ke punggung R.

Baca Juga:Ledakan di Markas Detasemen Gegana Satuan Brigade Mobil Kepolisian Daerah Jawa TimurBugar Bersama Politeknik LP3I Tasikmalaya dan Fitnes Power Indonesia

Mengenakan seragam putih-biru, para siswa melakukan kekerasan itu di kelas. Sempat terlihat ada seorang siswi coba melerai. Namun, hal itu tidak lantas menghentikan pemukulan kepada R.

Pada Sabtu (2/3), para siswa yang turut memukul dan menendang itu dibawa polisi ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Balikpapan. Namun, saat itu tidak ada perwira di Unit PPA sehingga polisi belum memberikan keterangan tentang ini.

Nasrun, wali kelas para siswa tersebut, hadir di Unit PPA. Ia mengatakan, mereka adalah siswa kelas IX.4 di SMP Negeri 13 Kota Balikpapan. Kejadian dalam video itu berlangsung di waktu jeda istirahat sekolah dan tidak ada guru di kelas.

Semula, kata Nasrun, para guru mendapat laporan ada dua siswa bertengkar di kelas pada Selasa, 27 Februari 2024. Dua siswa, R dan S, lantas dipertemukan di ruang bimbingan dan konseling. Kedua siswa itu disebut sudah berdamai.

Dari keterangan para siswa, Nasrun mengatakan, keributan itu terjadi karena S merasa salah satu anggota keluarganya dilecehkan tindakan R. Di medsos, R konon mengirim pesan berupa gambar yang tidak pantas kepada keluarga S.

”Masalah perkelahian itu sudah ditangani dan sudah diselesaikan di internal sekolah. Kedua belah pihak berdamai dan tidak melanjutkan (perselisihan). (Mereka) meninggalkan ruangan bimbingan konseling sudah maaf-maafan,” kata Nasrun.

Setelah proses itu, ia mengatakan, secara kasatmata, R baik-baik saja. Namun, R mengeluhkan bengkak di salah satu anggota tubuh dan sakit kepala.

0 Komentar