Hubungan Indonesia-Timur Tengah di Bawah Pemerintahan Prabowo

Hubungan Indonesia-Timur Tengah di Bawah Pemerintahan Prabowo
Presiden Uni Emirat Arab (UEA), Mohammed Bin Zayed (MBZ) bersama Prabowo Subianto. (Instagram/@Prabowo)
0 Komentar

Kedua adalah hubungan pribadi Prabowo dengan para pemimpin Timur Tengah, yang dicontohkan oleh hubungan jangka panjangnya dengan Pangeran Abdullah dari Yordania, menambah dimensi kepercayaan dan persahabatan dalam upaya diplomasi Indonesia di wilayah tersebut.

Hubungan Prabowo dengan Yordania sangat erat. Pada tahun 1970-an dan 1980-an, Prabowo menjalin hubungan dengan Abdullah, putra Raja Hussein, saat melatih tentara Yordania di Batujajar, Bandung. Perkenalan mereka segera berkembang menjadi persahabatan yang erat. Meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda, Prabowo dan Abdullah menemukan kesamaan dalam latar belakang militer dan kepentingan yang sama.

Pada bulan September 1998, setelah Prabowo diberhentikan dari militer karena dugaan pelanggaran hak asasi manusia, ia diasingkan secara sukarela di Amman. Di sana ia disambut oleh Abdullah dan kemudian diangkat menjadi penasihat militer kerajaan, sekaligus terlibat dalam usaha bisnis melalui perusahaan saudaranya, Grup Tirtamas. Semua aktivitas ini memungkinkannya untuk menggali lebih dalam seluk-beluk masyarakat dan budaya Yordania. Saat itu, kontribusi Prabowo terhadap kerja sama militer bilateral antara Indonesia dan Yordania dikabarkan diakui secara resmi oleh pemerintah Yordania, dengan penganugerahan medali kehormatan bergengsi.

Baca Juga:Teori Konspirasi Amelia Earhart Dibunuh Tentara JepangBarcelona Main Imbang Tanpa Gol di Markas Athletic Bilbao

Ketiga, Prabowo berjanji untuk melanjutkan kebijakan Presiden Joko Widodo, termasuk dalam hubungan dengan Timur Tengah. Sejak menjabat pada tahun 2014, Jokowi telah berupaya membina hubungan yang lebih erat dengan wilayah tersebut. Negara-negara Teluk menyumbangkan vaksin kepada Indonesia selama pandemi COVID-19 dan berjanji untuk memainkan peran penting dalam pembangunan ibu kota baru Indonesia, Nusantara, di Kalimantan Timur, untuk investasi lainnya.

Rasa kesinambungan ini semakin diperkuat dengan fakta bahwa Wakil Presiden Prabowo, Gibran Rakabuming Raka, adalah putra Jokowi. Gibran bertemu dengan para pemimpin UEA semasa menjabat Wali Kota Solo. Khususnya, di bawah kepemimpinan Gibran, UEA mengambil langkah signifikan untuk memperkuat hubungan dengan membangun masjid dan berencana membangun pusat kesehatan di kota di Jawa Tengah.

Secara keseluruhan, terdapat alasan kuat untuk meyakini bahwa naiknya Prabowo ke kursi kepresidenan Indonesia akan semakin memperkuat hubungan Indonesia-Timur Tengah. (*)

Penulis: Bondhan W, Pemerhati Intelijen, Pertahanan, Keamanan dan Politik

0 Komentar