Fakta Ribuan Dokter Muda di Korsel Mogok Massal

Fakta Ribuan Dokter Muda di Korsel Mogok Massal
Dokter Korea Selatan berbaris untuk memprotes kebijakan medis pemerintah di depan kantor Kepresidenan di Seoul, Korea Selatan, 25 Februari 2024. FOTO: File Reuters
0 Komentar

Ratusan Dokter Turun ke Jalan

Ratusan dokter akhirnya turun ke jalan di berbagai wilayah Korea Selatan pada 15 Februari 2024 untuk memprotes keputusan pemerintah yang menaikkan kuota tahunan penerimaan sekolah kedokteran.

Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan mengumumkan keputusan itu pekan sebelumnya, untuk meningkatkan kuota masuk sekolah kedokteran sebanyak 2.000 kursi hingga menjadi 5.058 mulai 2025.

Rencana tersebut bertujuan untuk menambah hingga 10 ribu dokter pada 2035 demi mengatasi populasi penuaan yang cepat di Korea Selatan. Para pejabat mengatakan Korea Selatan memiliki 2,1 dokter per 1.000 orang – jauh di bawah rata-rata 3,7 di negara-negara Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

Baca Juga:Mahfud MD Sebut Dirinya Kini Mantan CawapresPolisi Tangkap Pembuat Situs Rabithah Alawiyah Palsu

Para dokter yang protes lantas membantah hal tersebut. Menurut salah satu dokter yang ikut unjuk rasa, peningkatan kuota bukanlah solusi.

“Kekurangan dokter di bidang medis penting harus diatasi bukan dengan meningkatkan jumlah dokter, namun dengan meningkatkan manfaat asuransi dan membina lingkungan di mana dokter di bidang tersebut dapat memiliki rasa tanggung jawab dan kebanggaan,” kata Kim Jong-soo selaku kepala Korean Medical Association (KMA) cabang Jeolla Utara, dikutip Yonhap News Agency.

Ribuan Dokter Mogok

Ribuan dokter muda akhirnya memulai mogok massal untuk memprotes rencana pemerintah setelah menyerahkan surat pengunduran diri kolektif pada 20 Februari 2024. Pada hari awal mogok, beberapa pasien telah mengalami penundaan dalam operasi dan perawatan lainnya, meski belum terjadi gangguan besar pada layanan medis.

Pada hari kedua mogok, lebih dari 70 persen atau 8.816 orang dokter magang di rumah sakit umum dan dokter residen telah mengajukan pengunduran diri mereka. Menteri Pertahanan Shin Won-sik meminta rumah sakit militer untuk melayani pasien sipil ketika operasi di rumah-rumah sakit besar mulai terganggu.

Hari berikutnya, pemerintah memutuskan untuk memperluas layanan telemedis atau diagnosis jarak jauh di rumah sakit seluruh negeri karena khawatir sistem medis memburuk.

Pada 26 Februari, pemerintah Korea Selatan memberi waktu sampai akhir Februari 2024 bagi para dokter yang sedang mogok untuk kembali ke rumah sakit atau mereka menghadapi risiko dihukum.

Mogok massal berlanjut hingga akhirnya polisi Korea Selatan menggerebek sejumlah kantor pimpinan dan eks pimpinan ikatan dokter yang dituduh melanggar Undang-undang Kedokteran pada Jumat, 29 Februari 2024.

0 Komentar