RESESI ekonomi Jepang menjadikan peluang untuk Indonesia dan tidak berdampak tekanan perekonomian di Indonesia, resesi Jepang mungkin akan memberikan tekanan terhadap kinerja ekspor, tetapi dampak tersebut tidak terlalu signifikan.
Menurut analis senior perekonomian dari ISEAI bahwa tekanan utamanya akan terjadi dari sisi ekspor, tapi tidak akan terlalu besar karena Jepang, asumsinya pemerintah Jepang akan menggelontorkan stimulus fiskal untuk mendongkrak aggregate demand di level domestik dan kemungkinan besar dampak yang lebih besar justru dari perlambatan ekonomi China, yang merupakan negara mitra dagang utama Indonesia.
Oleh karena itu, bahwa Indonesia harus mulai melirik negara-negara yang ekonominya sedang bagus sebagai calon mitra dagang strategis ke depannya, terutama India, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin. Saat ini justru merupakan momentum yang tepat menggaet sebanyak-banyaknya investor Jepang, Uni Eropa, dan China ke Indonesia.
Baca Juga:Berikut Isi Dakwaan Syahrul Yasin Limpo Soal Dugaan Korupsi di Kementerian PertanianGathan Saleh Hilabi Mengaku Senpi Dibuang di Sungai Ciliwung
Hal ini dikarenakan pemerintah Jepang dan China berpeluang menambah stimulus untuk mendongkrak permintaan domestiknya dan semakin menekan suku bunga perbankan yang akan melonggarkan likuiditasnya. Jika paket stimulus diluncurkan, imbuhnya, maka aggregate demand di Jepang tidak akan terlalu tertekan sehingga permintaan atas impor Indonesia dan Asean tidak akan terlalu tertekan. Dan situasi domestik di Jepang akan terkontraksi, peluang investor Jepang untuk mencari lahan investasi di Indonesia yang pertumbuhannya masih sangat positif tentu semakin besar.
Jepang merupakan salah satu negara yang termasuk ke dalam golongan 5 negara penyumbang investasi asing langsung terbesar ke Indonesia. Bila China sebesar US$1,9 miliar, Foreign Direct Investment (FDI) Jepang ke Indonesia sebesar US$1,4 miliar per Kuartal IV-2023. Sedangkan untuk sepanjang 2023 (Januari-Desember), total realisasi FDI China ke Indonesia sebanyak US$7,4 miliar menempatkannya di posisi kedua dari lima besar penumbang FDI ke Indonesia, sedangkan Jepang ke Indonesia sebanyak US$4,6 miliar atau di posisi keempat.
Menurut Menko Perekonomian Airlangga Hartarto ujarnya "Kalau dalam waktu resesi, mereka butuh pertumbuhan ekonomi, dan mereka akan melihat yang salah satu region yang masih bisa tumbuh adalah ASEAN. Jadi justru dengan resesi di sana, saya berharap investasi dari sana akan semakin mengalir.