PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) mengatakan krisis pangan terjadi di seluruh dunia, sehingga semua negara berhati-hati terhadap pangan.
“Dulu impor pangan, seperti gandum dan beras begitu mudah kita cari, tetapi saat ini semuanya berhati-hati, semuanya mengerem,” ucap Jokowi saat meresmikan pabrik PT Kaltim Amonium Nitrat dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (29/2).
Jokowi memerinci total 22 negara alami krisis pangan, sehingga ada beberapa negara yang hati-hati menjual beras ke negara lain.
Baca Juga:Joe Bidan Ungkap Perintah Eksekutif Lindungi Data Pribadi Amerika Serikat Ditransfer ke China dan RusiaLirik Pelancong Indonesia Aktif, Administrasi Pariwisata Kementerian Perhubungan dan Komunikasi (MOTC) Buka Kantor Layanan Pariwisata Taiwan di Jakarta
“Dunia alami krisisi pangan, 22 negara yang biasanya kita gampang untuk membeli beras, sekarang direm semua. Bahkan, ada yang stop untuk bisa dibeli berasnya,” ucapnya.
Artinya, lanjut Jokowi bahwa pangan ke depannya sangat penting bagi semua negara. Namun, produktivitas pangan bisa baik karena pupuk.
Jokowi mengapresiasi pembangunan salah satu bahan baku pupuk, yakni amonium nitrat yang dilakukan oleh PT Kaltim Amonium Nitrat.
“Pangan sangat penting ke depannya, tetapi beberapa komponen bahan baku pupuk kita masih impor, termasuk amonium nitrat. Saya apresiasi dan menghargai pembangunan pabrik ini, karena 21% amonium nitrat kita masih impor,” ucap Jokowi.
Jokowi melanjutkan bahwa pembangunan pabrik ini akan mengurangi angka impor amonium nitrat sebesar 8% dari 21%.
“Artinya masih ada 13% yang diimpor,” ujarnya.
Jokowi mengungkapkan bahwa pabrik ini akan bisa menambah bahan baku pembuatan pupuk di Indonesia, terutama NPK atau pupuk dengan kandungan nitrogen, fosfor, dan kalium.
“Kita harapkan dengan selesainya pembangunan pabrik ini, kemandirian kita, produktivitas kita di bidang pangan menjadi lebih mandiri dan berdikari, sehingga investasi yang ditanam senilai Rp 1,2 triliun tidak sia-sia,” pungkasnya. (*)