PEMERINTAHAN Presiden Joe Biden pada Rabu 28 Februari, mengungkapkan perintah eksekutif yang bertujuan untuk melindungi data pribadi Amerika Serikat dengan membatasi transfernya ke China, Rusia, dan negara-negara lain. Hal ini diungkapkan pejabat senior AS, merujuk pada kekhawatiran keamanan nasional.
Perintah tersebut, akan membatasi transfer massal informasi geolokasi, biometrik, kesehatan, dan keuangan warga Amerika oleh pialang data dan pihak lain ke “negara-negara yang menjadi perhatian,” kata para pejabat tersebut.
Perintah tersebut juga akan melarang transfer setiap volume data tentang personel pemerintah AS ke negara-negara tersebut, yang juga termasuk Iran, Korea Utara, Kuba, dan Venezuela.
Baca Juga:Lirik Pelancong Indonesia Aktif, Administrasi Pariwisata Kementerian Perhubungan dan Komunikasi (MOTC) Buka Kantor Layanan Pariwisata Taiwan di JakartaJaksa KPK Ungkap Adanya Jatah 20 Persen dari Anggaran Sekretariat, Direktorat dan Badan di Kementan Wajib Setor ke Syahrul Yasin Limpo
“China dan Rusia membeli data pribadi sensitif Amerika dari pialang data dan memanfaatkannya untuk terlibat dalam berbagai kegiatan jahat termasuk kegiatan siber yang jahat, spionase, dan pemerasan,” kata para pejabat tersebut.
“Membeli data melalui pialang data saat ini legal di Amerika Serikat. Hal itu mencerminkan celah dalam alat-alat keamanan nasional kita,” tambah mereka yang juga mengatakan bahwa perintah pada Rabu ini bertujuan untuk mengisi celah tersebut.
Perintah tersebut merupakan upaya terbaru Washington untuk menghentikan aliran data AS ke China, yang terlibat dalam perang perdagangan dan teknologi bertahun-tahun dengan Amerika Serikat.
Kongres AS sedang mempertimbangkan legislasi untuk melarang agensi federal membuat kontrak dengan BGI Group China dan Wuxi APPTEC, sebagai bagian dari upaya untuk mencegah China mengakses data genetik dan informasi kesehatan pribadi Amerika.
Pada tahun 2018, sebuah panel AS yang meninjau investasi asing untuk ancaman keamanan nasional menolak rencana Ant Financial China untuk mengakuisisi perusahaan transfer uang AS, MoneyGram International karena perusahaan tidak dapat meredakan kekhawatiran atas keamanan data yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi warga AS.
Para pejabat mengatakan pada Rabu bahwa transaksi dengan pialang data yang tahu bahwa informasi tersebut akan berakhir di “negara-negara yang menjadi perhatian” akan dilarang, begitu juga semua transfer data genomik.
Transfer kelas data lainnya – mulai dari biometrik hingga keuangan – hanya akan dilarang jika memenuhi ambang batas volume tertentu dan dikirim ke negara-negara tersebut, kata seorang pejabat.