JAKSA penuntut umum Thailand pada Selasa (27/2/2024) mengatakan, akan mendakwa mantan kepala polisi negara itu karena membantu pewaris kekayaan minuman energi Red Bull menghindari tuntutan setelah dia dituduh membunuh seorang petugas polisi dalam kasus tabrak lari di 2012.
Kantor Kejaksaan Agung Thailand menyatakan, mantan Kepala Polisi Somyot Poompanmoung bersama tujuh pejabat lainnya didakwa karena tidak menjalankan tugas mereka dan membantu seseorang menghindari hukuman.
Somyot (69), dituduh menggunakan kapasitasnya sebagai anggota komite hukum parlemen untuk membantu kasus Vorayuth Yoovidhya.
Baca Juga:Hakim: Penyitaan Gawai-Akun Medsos oleh Polda Metro Jaya Sah, Aiman: Tragedi Demokrasi, Identitas Narasumber dan Percakapan Harus Dijaga KerahasiaannyaBareskrim Polri Usut Dugaan Pelanggaran Pemilu 2024 Saat Pencoblosan di Kuala Lumpur
Kepada media Thailand Somyot membantah tuduhan tersebut. Reuters tidak dapat segera menghubungi pejabat lainnya untuk memberikan komentar.
Vorayuth adalah cucu mendiang Chaleo Yoovidhya, pencipta minuman energi Krating Daeng, atau Red Bull. Pada tahun 2012, di usia 27 tahun, ia dituduh menabrakkan Ferrari miliknya ke seorang polisi, Wichien Klanprasert, dan menyeret tubuhnya sejauh puluhan meter sebelum melarikan diri.
Tuduhan yang dikenakan kepadanya, termasuk ngebut, tabrak lari, dan mengemudi sembarangan yang menyebabkan kematian.
Vorayuth melewatkan delapan panggilan pengadilan atas kasus tersebut sebelum pihak berwenang mengeluarkan surat perintah penangkapan lima tahun setelah kejadian tersebut. Dia menghilang,dan tampaknya berada di luar negeri. Keberadaannya hingga saat ini tidak diketahui.
Polisi Thailand mengatakan pada 2020, bahwa mereka akan menyelidiki mengapa tuntutan pidana kemudian dibatalkan. Keputusan itu telah memicu kemarahan publik mengenai budaya impunitas yang mengakar di negara tersebut terhadap orang-orang kaya dan memiliki banyak koneksi.
Forbes menempatkan keluarga Yoovidhya, terkaya kedua di Thailand dengan kekayaan bersih US$ 33,4 miliar. (*)