Sering kali demi menyukseskan aksinya dokter atau tenaga medis mengambil andil untuk memalsukan dokumen kematian untuk pelaku. Nantinya, dokter atau tenaga medis tersebut akan mendapatkan persenan dari pencairan klaim asuransi tersebut.
7. Pembelian Akta Kematian
Tak hanya bekerja sama dengan saksi atau petugas medis, pelaku juga dapat bekerja sama dengan petugas dukcapil untuk mengeluarkan akta kematian palsu.
8. Menyembunyikan korban
Tak menutup kemungkinan bila pelaku fraud menyembunyikan pemilik polis atau bahasa ekstremnya disekap sementara pelaku mengajukan klaim atas nama mereka.
9. Pemalsuan dengan Teknologi
Baca Juga:Polda Metro Jaya Bakal Periksa Ahli Gestur Tubuh di Kematian Dante Putra Tamara TyasmaraGempa Ciater Bukan di Jalur Sesar Lembang, BMKG: Banyak Jalur Sesar Aktif di Jawa Barat Belum Terpetakan
Di tengah era transformasi digital, proses pemalsuan memiliki tingkat kemungkinan yang lebih tinggi dibanding sebelumnya. Memungkinkan bila pelaku melakukan pemalsuan grafis atau visual lainnya seperti tanda tangan dengan bantuan AI.
10. Kerja sama dengan petugas pemakaman
Tak sampai di situ saja, bahkan memungkinkan bagi pelaku untuk bekerja sama dengan petugas pemakaman untuk mendapatkan dokumen pemakaman palsu.
Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat banyak modus dari pelaku fraud asuransi untuk menyukseskan aksinya. Tak hanya itu, penting bagi perusahaan untuk terus mengedukasi masyarakat mengenai tenaga pemasar yang tepat. Dalam beberapa kasus, terdapat beberapa kemungkinan bahwa pelaku bekerja sama dengan tenaga pemasar yang tidak bermoral untuk melakukan pemalsuan klaim kematian. Maka dari itu, penting bagi nasabah untuk mengetahui modus-modus kejahatan yang biasa dilakukan tenaga pemasar.