Ide pendirian partai muncul dari Murtidjono yang saat itu menjabat sebagai Kepala Taman Budaya dan idenya disambut rekan-rekan seniman. Pendeklarasian partai mereka lakukan dengan kerja bakti gratisan dan serius namun tetap bernuansa humor, logo partai dirancang oleh pelukis Suatmadji yang menyimbolkan kasih sayang (garis tak terputus), penasehat hukum Toriq dan penasehat spritual ahli keris Sugiatn0.
Pada saat deklarasi dihadiri beberapa seniman, pelawak dan penyair antara lain Tarzan, I Wayan Sadra, Budi Buyek dan Idrus Tintin. Ketika pemilihan Ketua Umum Parsendi Yati Pesek dan Tarzan calon kandidat kuat, tetapi kedua calon tidak bersedia, maka terpilihlah pelawak Sri “Milko” Mulyati sebagai Ketua Umum secara aklamasi, ketua harian Murtidjono dan sekjen Ki Slamet Gudono, wakil sekjen Sosiawan.
Milko yang buta huruf sengaja dipasang untuk mengolok-olok partai politik yang muncul asal-asalan. Dalam pidato Milko yang harusnya serius dibuat bercanda dan siap diolok-olok.
Baca Juga:Saat Klaim Asuransi Jadi Modus Pembunuhan, Begini Kata Praktisi HukumPolda Metro Jaya Bakal Periksa Ahli Gestur Tubuh di Kematian Dante Putra Tamara Tyasmara
Pengamat politik dan peneliti LIPI pada saat itu Mochtar Pabottinggi menyampaikan “Parsendi sebenarnya cuma ingin menyampaikan politik yang tidak kaku, yang tidak gontok-gontokan, yang bisa mengubah teman jadi musuh serta memberikan angin segar buat situasi politik di Indonesia yang lagi tegang karena bermunculan partai baru”.
Pendirian Parsendi menjadi bagian dari kritik lewat karya seni dengan skenario politik dan bikin dagelan juga harus niat ujar Sosiawan Wasekjen.
Dan pada Pemilu 2024 dengan hadirnya Komeng beserta komedian lain yang terpilih di Senayan akan mengurangi ketegangan setelah konstestasi Pemilu, setiap diskusi atau perdebatan membahas persoalan bangsa dan negara tidak harus diselesaikan dengan bersitegang, adu urat syaraf bahkan adu otot, maka diperlukan suasana yang segar, riang gembira untuk dapat menyelesaikan persoalan bangsa.
Alasan pelawak senior Alfiansyah Komeng mengungkapkan, alasan utamanya maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI karena Indonesia tidak mempunyai hari komedi, yang katanya sudah mengajukan usulan tersebut kepada Dewan Perwakilan Rakyat RI. “Coba itu lihat, hari film ada, hari musik ada, (tapi) hari komedi enggak ada. Ke DPR sudah datang dua kali,” lanjut Komeng.