Raja Yordania Abdullah II Ingatkan Bakal Terjadi Perang Regional Lebih Luas Jika Agresi Militer Israel Lanjut di Bulan Ramadan

Raja Yordania Abdullah II Ingatkan Bakal Terjadi Perang Regional Lebih Luas Jika Agresi Militer Israel Lanjut di Bulan Ramadan
Raja Yordania Abdullah II
0 Komentar

Raja Yordania Abdullah II pada hari Minggu memperingatkan akan terjadinya perang regional yang lebih luas jika Israel melanjutkan agresi militer di Jalur Gaza selama bulan Ramadan. Pada pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Raja Abdullah memperingatkan berlanjutnya perang di Gaza selama bulan puasa akan meningkatkan ancaman konflik meluas.

Israel telah memperingatkan jika Hamas yang didukung Iran tidak membebaskan sisa sandera yang ditahan di Gaza pada awal Ramadan, maka Israel akan terus berperang selama bulan suci tersebut. Perang juga akan berlangsung di Rafah di sepanjang perbatasan Mesir, tempat 1,4 juta warga Gaza mencari perlindungan.

Menteri Luar Negeri Yordania Afman Safadi mengatakan bahwa agresi militer Israel akan meningkatkan kewaspadaan di Timur Tengah. “Setiap hari yang berlalu ketika perang terus berlanjut meningkatkan risiko ledakan dan meningkatkan korban jiwa,” ujarnya pada Minggu, 25 Februari 2024.

Baca Juga:Aaron Bushnell Bakar Diri di Luar Kedubes Israel, Anggota Militer AS Protes Perang di GazaSatelit Himawari Milik Jepang Tangkap Citra Pusaran Awan Penyebab Microscale Tornado

Menteri Luar Negeri Bulgaria juga menyuarakan keprihatinannya mengenai kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza. “Yordania telah membuktikan dirinya sebagai pembawa perdamaian di kawasan dan kami mendukung upayanya,” katanya.

Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas pada 7 Oktober oleh kelompok Palestina Hamas. Pemboman Israel yang terjadi kemudian telah menewaskan lebih dari 29.960 orang dan menyebabkan kehancuran massal dan kekurangan bahan kebutuhan, sementara hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.

Perang Israel di Gaza telah menyebabkan 85 persen penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza. (*)

0 Komentar