PRODUSEN mobil Eropa dan para pemasok dibuat kewalahan akibat produsen mobil asal Tiongkok yang memangkas biaya mobil listrik jadi lebih ramping. Hal ini membuat mobil asal Tiongkok bisa menjual kendaraan lebih murah di Eropa.
Pertanyaan besar saat ini, yakni seberapa besar produsen mobil di Eropa akan meminta pemasok mengurangi harga di tengah banyaknya pekerja yang diberhentikan. Diketahui, selama pandemi saja, banyak perusahaan pemasok kecil yang terdampak.
Melansir Reuters Minggu (25/2/2024), perbedaan antara pabrikan mobil lama Eropa dan pabrikan otomotif Tiongkok yang fokus ke kendaraan listrik akan terlihat jelas pada helatan pameran mobil di Jenewa, Swiss, yakni Geneva Motor Show.
Baca Juga:Rektor Universitas Pancasila Dilaporkan ke Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri Terkait Dugaan Pelecehan Seksual, Begini KronologinyaPerangi Mafia Tanah, AHY: Kementerian ATR/BPN Berpihak pada Rakyat, Jangan Sampai Hak Mereka Diinjak
Hanya ada beberapa perusahaan yang mengadakan media briefing, yakni Renault asal Prancis, dan SAIC dan BYD asal Tiongkok. Kedua jenama asal Tiongkok itu tengah menargetkan pasar Eropa dalam penjualan kendaraan listrik.
Renault diketahui akan meluncurkan model R5 berbasis listrik dan MG SAIC juga akan meluncurkan kendaraan hybrid, yakni M3.
Sementara BYD dengan sedan Seal akan masuk nominasi penghargaan car of the year. Jika menang, Seal akan menjadi model asal Tiongkok pertama yang mendapatkan penghargaan bergengsi tersebut.
“Mereka benar-benar seperti kapur dan keju,” ucap direktur pelaksana perusahaan konsultan AlixPartners, Nick Parker.
Tidak seperti produsen mobil Eropa yang bergantung pada pemasok eksternal dengan rantai pasokan terpisah untuk bahan bakar fosil dan listrik, pesaing mereka dari Tiongkok sangat terintegrasi secara vertikal dan memproduksi hampir semuanya sendiri untuk menekan biaya.
Hal ini membantu perusahaan Tiongkok melemahkan rival mereka di Eropa. Di Inggris, mobil listrik hatchback BYD Dolphin dijual mulai dari GBP 25.490 atau US$ 32.300, sekitar 27% lebih murah dibandingkan Volkswagen dan Tesla dengan model serupa.
Mengejar pesaing dari Tiongkok, berarti margin keuntungan produsen mobil Eropa akan mendapat tantangan berat di masa depan, karena hanya sedikit yang dapat mereka peroleh dari pemasok eksternal.
Baca Juga:Amerika Serikat-Inggris Lancarkan Serangan Udara di Sanaa3 Mahasiswa Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Tersambar Petir, Begini Kronologinya
Tantangan ini menjadi lebih sulit dengan peralihan ke kendaraan listrik yang lebih lambat dari perkiraan, sehingga membuat produsen mobil lama terjebak dalam rantai pasokan ganda.