Yanto mengkritik Sistem Rekapitulasi Suara Pemilu 2024 atau Sirekap. Sistem yang disiapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu dinilai sudah menghabiskan banyak anggaran, tetapi hasilnya nihil.
Ia mendesak KPU untuk segera memperbaiki Sirekap agar rakyat bisa melihat langsung hasil perhitungan suara Pemilu 2024. Yanto menegaskan bahwa KPU menyiapkan Sirekap menggunakan uang rakyat. Namun, rakyat tidak bisa mengawal semua tahapan pemilu karena teknologi Sirekap bermasalah.
“Anggarannya kan lumayan besar ya. Jadi, ini sangat perlu segera diperbaiki agar masyarakat bisa berpartisipasi dalam mengawal semua tahapan pemilu,” pungkasnya.
Baca Juga:Duta Besar Rusia untuk Indonesia Sebut Tokoh Oposisi Alexei Navalny Meninggal karena Masalah KesehatanPresiden Filipina Ferdinand ‘Bongbong’ Marcos Beri Ucapan Selamat ke Prabowo Subianto
Sebelumnya, dalam konferensi pers, Kamis (15/2), Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari mengaku, data yang dihimpun KPU hingga Kamis pukul 19.30 menunjukkan, sebanyak 43,58 persen TPS dari total lebih dari 823.236 TPS sudah mengunggah datanya ke Sirekap. Dari jumlah tersebut, KPU mendeteksi kesalahan konversi pada 2.325 TPS atau 0,64 persen dari TPS yang sudah mengunggah datanya.
Hasyim menegaskan bahwa temuan kesalahan-kesalahan itu akan dikoreksi oleh KPU melalui mekanisme rekapitulasi di tingkat kecamatan dan nanti formulir hasil rekapitulasi tingkat kecamatan juga akan diunggah di dalam Sirekap.
“Nanti siapa pun bisa ngecek ulang, apakah formulir yang, katakanlah, sekiranya atau seandainya, ditemukan yang salah hitung atau salah tulis sudah dikoreksi atau belum di mekanisme rekapitulasi di tingkat kecamatan,” ujar Hasyim.
“Tidak ada niat manipulasi, tidak ada niat untuk mengubah hasil suara, karena pada dasarnya formulir C-Hasil yang plano diunggah apa adanya, sebagaimana situasi yang diunggah oleh teman-teman KPPS itu bisa kita monitor, bisa kita saksikan bersama-sama,” jelasnya. (*)