APLIKASI Sirekap menjadi sorotan publik. Aplikasi besutan Komisi Pemilihan Umum (KPU) ini menjadi trending di platform X (Twitter) sejak proses penghitungan suara Pemilu 2024 dimulai pada Rabu (14/2), siang.
Hal itu dipicu banyaknya warganet yang mengunggah bukti terjadinya kekeliruan konversi hasil penghitungan suara di TPS ke dalam Sirekap. Berdasarkan video yang beredar di X, banyak ditemukan hasil penghitungan di TPS secara fisik angkanya berubah drastis setelah dipindai ke dalam aplikasi Sirekap.
Kesalahan pembacaan scan formulir C-1 (hasil pleno) tersebut menimbulkan pengglembungan atau penyusutan suara peserta pemilu, mulai dari pemilihan umum presiden dan wakil presiden, DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.
Baca Juga:Duta Besar Rusia untuk Indonesia Sebut Tokoh Oposisi Alexei Navalny Meninggal karena Masalah KesehatanPresiden Filipina Ferdinand ‘Bongbong’ Marcos Beri Ucapan Selamat ke Prabowo Subianto
Akun X @azzamrabbani_, misalnya, mengunggah video yang menunjukkan perolehan suara Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam aplikasi Sirekap sebesar 291. Padahal, pada formulir C-1, hasil penghitungan di TPS, pasangan no urut 2 tersebut memperoleh 91 suara.
Caleg DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan Dapil Jabar VIII yang meliputi Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, dan Kabupaten Indramayu, Yanto Irianto menyatakan hingga saat ini perolehan suara yang ada di Sirekap selalu berubah-ubah. Bahkan, perubahan hasil suara itu berlangsung dalam hitungan jam saja. Banyak hasil suara yang awalnya tinggi angkanya, tiba-tiba turun drastis. Logikanya, tidak mungkin suara yang sudah didapatkan bisa turun angkanya, yang ada seharusnya terus naik hingga selesai penghitungan realcount KPU.
”Dampaknya, para caleg yang bertarung di Pemilu 2024 menjadi tidak percaya terhadap kinerja KPU. Sebagai caleg ada pertanyaan besar, kemana suara yang sudah dipublikasikan di website Sirekap, tiba-tiba hilang? Apakah ini merupakan carut marut sistem IT KPU atau apa?,” ucap Yanto yang juga berprofesi sebagai advokat, Kamis (23/2).
Politikus PPP ini, menambahkan pada penghitungan suara di Sirekap, banyak suara-suara yang hilang. Tentunya hal itu sangat merugikan semua pihak, terutama para caleg yang bertarung di Pileg 2024 ini.
“Kepercayaan masyarakat terhadap pemilu jurdil itu sudah tidak ada. Banyak yang mempertanyakan soal ini. Ada permainan apa dengan ini suara, dan KPU sudah seharusnya bertanggung jawab dan memberikan penjelasan soal kasus ini,” tegasnya yang juga beraktivitas sebagai Ketua LBH Pancaran Hati.