DAERAH yang dulunya disesaki bangunan dan gang-gang sempit, kini berganti menjadi ruang terbuka hijau sekaligus arena bermain keluarga dan anak-anak. Februari 2016 , Ahok memutuskan tidak mengindahkan surat rekomendasi yang datang dari pihak Komnas HAM untuk mengundur relokasi hingga 10 Juni 2016. Pengunduran tersebut mempertimbangkan kondisi anak-anak di Kalijodo dan juga warga untuk beradaptasi beralih profesi. Apa daya, relokasi tetap berjalan saat itu juga.
Pada April 2017, tanpa ditemani Sandiaga Uno, Anies Baswedan menggelar hiburan rakyat di bekas lokalisasi Kalijodo tersebut. Dalam acara bertajuk “Festival Relawan NOL Rupiah Anies-Sandi”, Anies membakar semangat para relawan menjelang gelaran pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta. Tepat dimulainya masa tenang keesokan harinya, Anies mengajak para warga Kalijodo memilih dirinya, “Angkat tangannya tinggi-tinggi. Tunjukan angka tiga. Mari kita kembali jadikan kota ini menjadi kota yang bukan gusur menggusur.” ucap Anies.
Anies kerap menyerang Ahok dari baik melalui debat Pilkada DKI maupun keterangan di media, tentang aksi relokasi yang dilakukannya. Dirinya kerap menyebut pengusuran perilaku tidak adil kepada masyarakat. Selain itu, relokasi juga melahiran faktor domino masalah baru. “Tempat tinggal bisa dimana saja, tapi bila nuansa keadilan, kehormatan tidak hadir. Ya, muncul masalah. Sebenarnya saya percaya dimana-mana problem utamanya bukan pada pindahnya tapi pada caranya, prosesnya dan keadilannya,” pungkas Anies dalam salah satu wawancara.
Baca Juga:Harapan Hadi Tjahjanto ke Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono: Gebug Mafia TanahPesan Khusus Jokowi ke Menko Polhukam Hadi Tjahjanto
Kritik Anies terhadap penggusuran yang dilakukan Ahok, wajar dan memang relevan mengingat dampak negatif yang ditimbulkan mulai terlihat secara perlahan. Lucunya, Anies mereferensi pemerintahan Jokowi ketika menjabat sebagai gubernur Jakarta, sebagai panutan. “Ketika era Pak Jokowi juga ada penggususran, tetapi caranya baik, masyaraat dipenuhi haknya, pekerjaannya dijamin.” ucap Anies. Ia sekali lagi tidak merinci seperti apa model kepemimpinannya tanpa pengusuran nanti.
Anies menolak penggususran namun di saat yang sama memuji adanya jenis penggususran baik yang dilakukan oleh Jokowi.
Kalijodo menyimpan cerita teramat panjang sebagai pusat lokalisasi perjudian dan prostitusi di Jakarta. Tempat ini mulai tumbuh bahkan sejak jaman penjajahan Belanda. Alkisah, para pendatang dari Tionghoa, menetap di kawasan pinggiran Sungai Kalijodo. Kebanyakan pendatang Tionghoa tersebut merupakan pelarian Perang Manchuria dan mayoritas laki-laki.