MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan ditengah ketidakpastian global dan suku bunga yang terus meningkat sehingga menyebabkan Jepang dan Inggris mengalami resesi.
“Tahun ini beberapa lembaga memang menyampaikan bahwa kinerja dari perekonomian negara-negara maju akan cukup tertekan karena kenaikan suku bunga di berbagai negara cukup tinggi dalam waktu yang sangat singkat,” jelasnya saat ditemui awak media Jakarta, Selasa, 20 Februari 2024.
Menurut Sri Mulyani, hal tersebut menyebabkan proyeksi dan outlook ekonomi di beberapa negara G7 cenderung melemah.
Baca Juga:Kalapas Sukamiskin Ungkap Mardani Maming Kantongi Surat dari PN Banjarmasin: Saat Ini Sudah Kembali, Keadaan SehatNgomongin Soal Geng Tai, Hasil Riset UCLA: Bullying Dianggap Meningkatkan Status Sosial dan Popularitas Siswa Sekolah Menengah
Selain itu, dia akan menghadiri pertemuan G20 di Brasil untuk melihat kondisi perekonomian global sebenarnya.
“Ini menjadi tantangan untuk lingkungan global kita semuanya. Jadi nanti kita lihat minggu depan saya menghadiri G20 di Brasil pasti nanti ada update mengenai kondisi perekonomian global,” tuturnya.
Sri menambahkan, negara-negara maju seperti Jepang dan Inggris yang mengalami resesi sudah cukup lemah akibat masalah geopolitik dan suku bunga tinggi.
“Negara-negara yang tadi disebutkan yang mengalami resesi ya memang mereka sudah cukup lemah, entah karena perang di Ukraina yang mempengaruhi terutama Eropa tapi juga Jepang dan Eropa secara general juga akan terpengaruh oleh kebijakan ekonomi terutama suku bunga naik,” pungkasnya.
Diketahui, Jepang telah resmi melaporkan kontraksi selama dua kuartal berturut-turut.
Perekonomian Jepang merosot 0,4 persen secara tahunan pada kuartal IV 2023 setelah melaporkan kontraksi atau turun 3,3 persen pada kuartal sebelumnya.
Selain itu, laporan PDB kuartal keempat jauh meleset dari perkiraan pertumbuhan 1,4 persen dalam jajak pendapat para ekonom Reuters. Secara kuartalan, PDB Jepang turun 0,1 persen dibandingkan dengan perkiraan kenaikan 0,3 persen dalam jajak pendapat Reuters. (*)