BUNDESBANK dalam laporan bulanannya pada Senin (19/2) mengungkapkan, Jerman kemungkinan sedang mengalami resesi karena permintaan dari luar negeri yang lemah, konsumen yang berhati-hati, dan investasi dalam negeri yang terhambat oleh biaya pinjaman yang tinggi.
Dilansir dari Reuters, Selasa (20/2), sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022 yang menyebabkan kenaikan biaya energi, Jerman telah menghadapi kesulitan. Perekonomian yang luas dan industri yang padat kini mengalami pertumbuhan nol atau negatif selama empat kuartal berturut-turut.
Bundesbank menyatakan, tidak ada tanda-tanda pemulihan bagi perekonomian Jerman. Kondisi ini diperkirakan masih akan berlanjut pada kuartal I 2024. Dengan demikian, jika terjadi penurunan output untuk kedua kalinya berturut-turut, maka perekonomian Jerman akan masuk dalam resesi teknis.
Baca Juga:Strategi Pemerintah Hadapi Dampak Resesi Jepang-InggrisKejagung Tetapkan Tersangka Baru: General Manager PT Tinindo Inter Nusa, Berikut Rincian Kerugian Lingkungan Akibat Galian Tambang Timah Rp 271.069.688.018.700
Kondisi ekonomi yang lemah ini menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan model ekonomi Jerman. Sebagian kritikus menyatakan banyak industri berat yang bergantung pada energi tidak lagi kompetitif di pasar global dan perlu mengalami transformasi ekonomi.
Meskipun demikian, Pemerintah Jerman menolak proyeksi suram tersebut dan menganggapnya sebagai badai sementara yang disebabkan oleh kenaikan biaya energi, permintaan yang lemah dari Tiongkok, dan inflasi yang cepat, yang menghambat pertumbuhan sementara, tetapi tidak secara fundamental mengancam strategi ekonomi.
Di sisi lain, gangguan dalam sektor transportasi, seperti adanya pemogokan, juga dapat membebani pertumbuhan pada kuartal ini. Meskipun demikian, Bundesbank menyatakan gangguan dalam pelayaran di Laut Merah tidak akan berdampak signifikan karena masih terdapat kapasitas cadangan dalam pelayaran, dan biaya pengangkutan hanya merupakan sebagian kecil dari harga barang keseluruhan.
Meskipun prospeknya lemah, Bundesbank memperkirakan tidak akan ada penurunan besar dalam pasar tenaga kerja yang selama ini telah mengisolasi perekonomian Jerman. Jerman juga tidak dihadapkan pada resesi yang berkelanjutan dan meluas. (*)